Tuesday, November 26, 2019

PRESS RELEASE : Pernyataan Sikap KBM FEB Unsera dalam Kampanye 16HAKtP


PERNYATAAN SIKAP 

KBM FEB, FKIP & VOKASI 
UNIVERSITAS SERANG RAYA

KAMPANYE 16 HARI ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
"DUKUNG HAK PEREMPUAN DAN KELOMPOK TERTINDAS"

Serang, 26 November 2019

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKtP) merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Setiap tahunnya, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Dipilihnya rentang waktu tersebut adalah dalam rangka menghubungkan secara simbolik antara kekerasan terhadap perempuan dan HAM, serta menekankan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM.

Tindak kekerasan seksual semakin meresahkan. Hampir setiap hari kita bisa melihat di berbagai media kasus kekerasan seksual, banyak sekali terjadi. Bahkan korban tidak pandang umur mulai dari anak perempuan dan laki sampai orang dewasa. Kejadiannya terjadi di mana saja mulai dari rumah, tempat kerja, sekolah/kampus, jalan, angkutan umum dll. Pelakunya pun bisa siapa saja

Pemerintah yang seharusnya menciptakan ruang aman bagi perempuan malah berbalik membuat regulasi–regulasi anti terehadap perempuan ataupun menyerang tubuh perempuan bahkan menganggap perempuan hanya sebagai objek seksual. Bahkan bermunculan gerakan-gerakan intoleransi dan anti kebergaman juga ikut serta melegalkan penindasan terhadap perempuan.

Menurut catatan tahunan Komnas Perempuan pada tahun 2017 terdapat 348.336 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan, yang tidak hanya diranah publik, namun juga diranah privat. Belum lagi, jenis-jenis kasus kekerasan seksual yang semakin beragam dan juga pada kenyataannya kasus kekerasan seksual bukanlah kasus yang terjadi hanya pada kelompok tertentu, namun juga dapat terjadi pada siapapun. Maka dari itu dibutuhkan ruang yang aman dan payung hukum yang melindungi baik fisik maupun psikis penyintas. 

Untuk itu kami Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), FKIP & Vokasi Universitas Serang Raya (Unsera), tertanggal 26 November 2019, menyatakan sikap secara tegas bahwa Menalak Keras Kekerasan terhadap Perempuan dan RUU Penanganan Kekerasan Seksual harus segera di sahkan oleh pemerintah menjadi Undang-undang, agar kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan bisa mampu kemudian di selesaikan. Namun bukan saja berharap pada pemerintah teteapi kekuatan utamanya adalah rakyat itu sendiri. Sudah seharusnya seluruh lapisan masyarakat turun tangan dalam melawan kekerasan terhada perempuan sebagai bentuk penghargaan atas kemanusiaan. Perempuan harus berorganisasi bergerak bersama membangun gerakan melawan kekerasan terhadap perempuan, melibatkan partisipasi seluruh elemen menghapus stigma-stigma yang mendriskiminasi perempuan. Juga kami menyerukan kepada perempuan yang menjadi korban kesalahan ada pada pelaku.

Adapun pernyataan sikap yang kami keluarkan ini merupakan salah satu bentuk PENOLAKAN dan PENGECAMAN segala bentuk kekerasann seksual perempuan yang terjadi di Indonesia. Ayo bangkit dan bergandengan tangan untuk menolak keras kekerasan terhadap perempuan dan menolak stigma yang melemahkan perjuangan perempuan!

Demikian press release ini dibuat, sebagai wujud kepedulian dan afirmatif action KBM FEB, FKIP & VOKASI UNSERA dalam mengawal isu Hak Asasi Manusia dan keadilan gender.

HIDUP MAHASISWA!
HIDUP PEREMPUAN MELAWAN!

Mengetahui :
Pimpinan dan seluruh kader KBM FEB, FKIP & VOKASI Universitas Serang Raya

Friday, November 22, 2019

Membanggakan! Mahasiswa FEB Unsera Raih berbagai Prestasi di Bulan November


November merupakan bulan berprestasi bagi Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Serang Raya (Unsera). Berbagai prestasi membanggakan berhasil diraih oleh mahasiswa FEB Unsera dengan mengikuti berbagai perlombaan debat.

Prestasi pertama diraih oleh tiga mahasiswa Akuntansi, yaitu Arifia, Refa Giesa Amalia dan Sri Nadiroh, berhasil meraih juara pertama dalam lomba debat. Ketiganya tampil apik dalam ajang Accounting Fair yang bertema "Workforce in the Digital Era" di Universitas Bina Bangsa (Uniba) Serang, pada Minggu (17/11/2019) lalu. Tim atas nama Himaksi Unsera ini mengalahkan STIE Al-Khairiyah Cilegon dan Kampus AAKPI Serang di babak grand final.

Salah satu anggota tim, Arifia mengungkapkan, strategi yang mereka gunakan adalah dengan menggunakan data-data yang kongkret dan argumentasi yang konsisten sebagai senjata dalam forum debat tersebut.

Berselang beberapa hari, mahasiswa FEB Unsera kembali naik podium  mengharumkan almamater kampus. Kembali perwakilan tim Himpunan Mahasiswa Akuntansi (Himaksi) yang terdiri dari Dede Farida, Ananda Eka Syafitri dan Salma Nabila menjadi juara 1 dalam kompetisi debat Akuntansi tingkat DKI Jakarta - Jawa Barat - Banten dengan tema "Accounting in Revolution 4.0 to Archieve SDGs 2030" yang diadakan di Universitas Dharma Persada - Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Dede Farida peserta pemenang yang sekaligus ketua umum Himaksi ini mengungkapkan rasa bangga atas capaian prestasinya. 

Satu hari sebelum mendulang berbagai prestasi, FEB Unsera gagal mempertahankan juara dalam lomba debat Nasional di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam agenda Administrasi Publik Scientific Fair (ASF), pada hari Sabtu, 16 November 2019.

Berbeda dengan tahun sebelumnya yang meraih juara kedua, tahun ini FEB Unsera harus berbesar hati menerima pil pahit diajang perlombaan debat tahunan itu.

Dalam lomba Debat Nasional yang dihelat di Untirta itu, FEB Unsera mengirim dua tim. Tim A terdiri dari Eka Iswanda (Akuntansi), Ahmad Wahid (Akuntansi), dan Ega Setiawan (Manajemen), sedangkan tim B terdiri dari Abay Putra (Manajemen), M. Yusril (Manajemen) dan Aburizal (Manajemen). Tim B dikalahkan oleh jurusan Hukum Untirta di babak penyisihan, sedangkan tim A membuka asa menang dibabak penyisihan melawan UIN Jakarta sebelum kemudian kandas di babak 8 besar oleh Universitas Indonesia.

Ega Setiawan, salah satu incumbent peserta FEB Unsera, mengungkapkan meski gagal mempertahankan gelar tapi ia bangga karena terus konsisten mengikuti ajang perlombaan. "Lebih baik jadi pemain buruk, daripada menkadi penonton terbaik," ujarnya.

Menanggapi capaian prestasi yang diraih, ketua BEM FEB, Eka Iswanda mengapresiasi kepada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Bisnis yang telah berjuang keras dalam setiap ajang perlombaan. "Semoga ini bisa menjadi barometer FEB yang unggul untuk mengharumkan nama kampus di tingkat daerah maupun nasional." tuturnya.

Eka juga menambahkan agar tetap memegang teguh pada kalimat "tetap merendah untuk meroket" untuk terus mengembangkan potensi kader dan harus mampu menjawab tantangan dan tercapainya tagline Unsera Jawara. (red/anwar)


Tuesday, November 5, 2019

Peringati 40 Hari September Berdarah, KBM FEB, FKIP & Vokasi adakan Aksi Solidaritas


      Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika (Himatika) dan Himpunan Mahasiswa Vokasi (Himvasi) Universitas Serang Raya (Unsera) menggelar Aksi Solidaritas "Menjaga Komitmen Perjuangan dan Memperingati 40 Hari Korban Aksi Demo Mahasiswa" dengan bentuk menyalakan lilin duka cita di Lapangan futsal Unsera, yang dihelat dari pukul 4 sore hingga malam, Selasa (4/11).

Agenda ini merupakan bentuk solidaritas terhadap Randi dan Yusuf Kardawi mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tewas tertembak saat melakukan aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Provinsi Sultra, dan gugurnya para demonstran mahasiswa dan pelajar yang telah berjuang menolak sederet RUU bermasalah. Dalam aksi ini, mahasiswa juga menyentil bahwa demokrasi di Indonesia telah mati

“Hari ini kita melakukan kegiatan aksi solidaritas, refleksi menyalakan lilin duka cita untuk mengenang kematian Randi dan korban demonstran lainnya yang telah membela rakyat,” kata korlap aksi Khairul Anwar, saat beroperasi.

Aksi damai dan solidaritas yang diselenggarakan itu nampak begitu penuh makna. Selain diisi orasi yang disampaikan oleh sejumlah orator secara bergantian, aksi solidaritas ini juga diisi dengan nyanyian Gugur Bunga, Ibu Pertiwi dan pembacaan puisi untuk para korban.

Sementera wakil ketua BEM FEB, Wakiatunnisa, berharap bahwa kedepan hal serupa tidak lagi terjadi kepada mahasiswa yang menyampaikan pendapat didepan umum sebagai mana amanat Undang-Undang yang berlaku.



Selanjutnya usai berorasi para mahasiswa duduk melingkar, kemudian mereka mengirimkan D’oa untuk Randi dan para korban lainnya dan ditutup dengan pembacaan Sumpah Mahasiswa Indonesia