Thursday, December 28, 2017

Kado Terindah Milad HUMAN Ke-5

Penulis : Khairul Anwar

 


Hura-hura bergema bak ombak pasang, surut di lautan.
Wejangan-wejangan ‘berisi’ keluar dari persembunyiannya untuk diperdengarkan. Semilir angin berhembus tanda kesegaran terasa dalam raga.

Tepat sudah 1 tahun berlalu, saat dimana saya dan puluhan kawan saya lainnya berproses, belajar dan tumbuh bersama di Himpunan ini. Sebuah keputusan yang saat itu saya ambil untuk berpartisipasi dalam Organisasi ini. Belajar untuk bagaimana memanage sebuah event, yang mungkin masing-masing kita belum tahu akan seperti apa roda organisasi ini berjalan. Kita menyebutnya dengan Himpunan mahasiswa Manajemen (HUMAN)

Kegiatan LDKM ini mengingatkan saya pada momen 1 tahun yg lalu ketika dengan polosnya menginjakan kakinya di organisasi ini. Setalah tahun lalu menjadi peserta LDKM dan tahun ini saya beserta kawan-kawan HUMAN angkatan 2016 diberi kesempatan untuk menjadi panitia sekaligus menjalankan LDKM ini.

Kalau dipikir-pikir untuk apa sih menjalankan event ini?
Masing-masing kita tidak digaji, tidak mendapat bayaran dari event ini.
Hanya mungkin, sempat berfikir yaitu mendapatkan 'keletihan’ saja.
Yaa mungkin dalam perjalanannya ada diantara kita berfikir seperti itu, bukan? “hanya keletihan saja yang didapat” Ya memang, dalam setiap organisasi memang harus ada salah satu yang dikorbankan. Baik itu waktu, tenaga, maupun pikiran untuk ditularkan sebuah pengalaman.
Maka dari itu kami bertekad dan komitmen untuk tidak meninggalkan event ini, dan terus melanjutkan rroda organisasi Merah Hitam ini.

Kemudian waktu memaksa untuk terus bergulir, saatnya event ini hadir untuk dijalankan. Sedikitnya 51 mahasiswa manajemen mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM), pada tanggal 2-3 Desember 2017 bertempat di Yayasan Anak Negeri Banten. Kegiatan ini mengusung tema; "Menanamkan Jiwa Kader yang Solid dan Berintegritas"
LDKM ini menjadi agenda rutinitas tahunan HUMAN untuk mencetak generasi baru.


Materi yang disajikan diantaranya:
  • Surat Menyurat
  • Konstitusi
  • Leadership
  • Team Work
  • Motivasi Organisasi
  • Manajemen Organisasi
  • Teknik Persidangan
  • Sejarah HUMAN & Pengenalan KBM FE

Kegiatan yang satu ini adalah salah satu syarat bagi mahasiswa manajemen yang ingin bergabung di HUMAN. Setalah sehari semalam peserta dibekali 8 materi di indoor. Dan Hari kedua-pun tiba. Matahari terbit, disambut oleh peserta dan panitia dengan bersenam ria. Setelah mengisi perut, agenda selanjutnya ada simulasi materi outbond. Ada empat post yang tersedia. Bermacam-macam games disuguhkan baik yang beruba kesolidan, ketangkasan, maupun pemikiran.



Minggu, 3 Desember 2017 (16.00 WIB) Semua prosesi kegiatan LDKM pun selesai, closing ceremony pun tiba.
Harap, sedih, senang, duka, suka, tawa, letih, kekesalan, kecemasan, kebahagiaan, kepuasaan, telah kita hadapi dan rasakan bersama.
Sebagai proses pembelajaran yang tak akan pernah saya dan kita lupakan.

Kami ucapkan selamat datang 51 kader kebanggaan HUMAN 2017. Berbahagialah! Himpunan ini bukan sekedar organisasi biasa, yang cuma akan menguras waktu dan tenagamu. Akan tetapi, dalam setiap kesempatan, dalam setiap berhimpun, ada momen dan tujuan yang dicapai.
Selamat berlayar bersama-sama, menjalani tujuan itu dengan terus berproses tiada henti :')


Dan di moment pengkaderan atau LDKM HUMAN ini spesial bertepatan dengan hari jadi HUMAN yang ke-5. Yeaaayy HUMANku ultah:v
Prosesi potong yang sederhana namun berkesan karena dihadiri oleh kader baru dan senior dan alumni serta Akang teteh yang bernaung di KBM FE




Jika di ibaratkan manusia, ada masa dimana dia harus disuapi, di timang-timang, dijaga tidurnya tiap malam. Ada masa dimana dia diajarkan untuk merangkak, berjalan kemudian berlari. Ada masa dimana dia harus diarahkan saat memilih tujuan dalam hidup. Setiap masa memiliki tantangannya masing-masing.

Kita patut berterimakasih kepada senior-senior kita yang telah merawatnya dengan penuh cinta dan kasih sayang saat masa awal dia dilahirkan. Kita patut berterimakasih kepada senior-senior kita yang telah mengajarkannya untuk merangkak, berjalan kemudian berlari
Selamat menginjak usia yang ke-5 tahun, Himpunanku! Semoga dihari jadi HUMAN yang diberi kado terindag dengan bertambah 51 kader baru menjadi pemantik untuk terus berbenah menjadi organisasi yang lebih baik khususnya di Fakultas Ekonomi, dan Universitas Serang Raya pada umumnya. Seperti halnya dengan visinya; "Mewujudkan dan Mengembangkan Mahasiswa Manajemen yang Analis, Kritis dan Bertanggungjawab"
Kami bangga berada di keluarga atau di Himpunan yang didalamnya terdapat orang-orang hebat dan menginspirasi, bagaimana tidak, pimpinan triaspolitika Universitas Serang Raya tahun 2017 dipimpin oleh Mahasiswa Manajemen yang dulu pernah berkontribusi di HUMAN
Ketua MPM UNSERA : Kang Hamzah
Ketua DPM UNSERA : Kang Busairi
Presiden Mahasiswa UNSERA : Kang Muhronudin

Di Himpunan ini, kita dapat bertemu orang-orang luar biasa. Wajah yang lelah yang terus berprosed dan berkontribusi untuk Jurusan, Fakultas bahkan Universitas. Semoga semangat dan dedikasinya bisa tertularkan oleh generasi sekarang dan berikutnya.

Sejarah singkat HUMAN:
Pada mulanya hanya sekedar komunitas HMJ yang legal yang diketuai oleh Kang Reza, kemudian Fakultas Ekonomi mengadakan Musyawarah Luar Biasa untuk membentuk Himpunan yang bernaung di Fakultas Ekonomi.
Dan terbentuklah HUMAN (Himpunan Mahasiswa Manajemen) yang diketuai Kang Andi sebagai ketua umum pertama.
Ketua umum ke-2 : Kang Lukman
Ketua umum ke-3 : Kang Busairi
Ketua umum ke-4 : Kang Hamzah
Ketua umum ke-5 (sekarang) : Kang Rizki Taufik

Menurut Kang Lukman, ketua umum HUMAN kedua, HUMAN lahir dari sebuah dinamika organisasi. Terekam jelas bahwa para pendiri HUMAN (baik legal maupun belum legal) memiliki pandangan yang sama menyangkut tujuan sentral visi HUMAN didalam bingkai KBM FE. Namun sejauh ini tujuan tersebut belumlah menjelma menjadi tujuan yang ideal sebagaimana yang kita cita-citakan bersama. Maka dari itu, di hari jadi HUMAN ia berharap perlu ada momentum untuk mengukur sebuah nilai yang dicita-citakan dan dibanggakan bersama. @lukman_ln, dalam komentar postingan instagram salah satu anggota HUMAN.

Dan Sekali lagi, kami bangga dengan nama keluarga yang kami sandang,
Kami bersyukur ada dalam keluarga dimana kami tak pernah merasa kurang.
Dan ya, mohon maaf sekali,
Diri ini tak begitu hebat membuat puisi,
Diri ini pun tak begitu hebat memberikan deskripsi,
Namun inilah yang diri ini rasakan hingga saat ini,
Saat ada di tempat ini dan menjadi bagian di sini, Himpunan Mahasiswa Manajemen Universitas Serang Raya.

AMBAR WARSA HUMAN 5th. Jaya selalu panji Merah Hitam! Jaya Jaya Jaya!!

Monday, October 16, 2017

Belum Terlambat Untuk Memulai Sebuah Perubahan


Berbangga lah kini kau sebagai seorang anak, dan bayangkan suatu saat nanti setelah kau jadi orang tua dengan kondisi yang masih seperti ini?
Kini, seorang anak itu menjadi sebuah kebanggaan bagi orng tua nya
Kita, ya kita yang kini menjadi seorang mahasiswa…
Yang di banggakan dan di elu2kan oleh orang tua kita di rumah
Kita yang selalu minta kiriman uang perbulan
Yang selalu minta uang jajan lebih
Yang keinginan kita di penuhi oleh mereka
Apa-apa saja yang selalu diminta harus di penuhi
Harus di turuti, tanpa tahu darimana asal uang tersebut didapat.
Yang penting kebutuhan yang kita sebut dengan mereka terpenuhi.

Pikirkan lah orang tua mu yang berjualan dipasar saat pagi-pagi sekali
Pikirkan lah orang tua mu yang bekerja di bangunan rumah orang
Pikirkan lah orang tua mu yang menjadi kuli panggul di pasar-pasar
Pikirkan lah orang tua mu yang setiap hari pergi kesawah takut tanaman nya rusak
Pikirkan lah orang tua mu yang hanya tinggal satu orang saja
Pikirkan lah orang tua mu yang rela meminjam uang dengan tetangga sebelah
Pikirkan lah orang tua mu yang rela menjual cincin pernikahan nya
Pikirkan lah orang tua mu yang rela menggadaikan sertifikat rumah
Pikirkan lah orang tua mu yang di PHK dari pekerjaan

Coba bayangkan semua itu
Kau yang kini di banggakan mereka dengan orang di kampung halaman mu
Mereka meninggikan derajat mu
Mereka mendambakan sesuatu yang berhasil
Mereka menginginkan anak nya berhasil menjadi "orang"

Kini kau setingkat lebih baik di banding kawan sekampung mu, orang tua mu berkata pada tetangga nya,
"anak ku kini kuliah, anak ku ingin menjadi lebih baik, anak ku ingin menjadi sarjana"

Coba bayangkan
Apakah uang yang mereka berikan selama ini kau gunakan dengan benar? Apakah uang yang Mereka berikan selama ini kau bayarkan dengan benar?
Bukan dengan make-up
Bukan dengan t-shirt
Bukan dengan gaya rambut
Tapi dengan prestasi...

Kita yang suka nongkrong di kantin
Kita yang suka jalan ke tempat-tempat mewah
Kita yang suka menggoda orang “cewek/cowok”
Kita yang suka bolos kuliah
Kita yang suka keluar kelas
Kita yang suka belanja-belanja dengan hal-hal yang gak penting

Sadari kawan…
Betapa besar nya pengorbanan orang tua kita
Betapa tinggi nya kebanggaan mereka
Andai mereka tahu apa yang sebenarnya kita lakukan di kampus ini? Apakah mereka bangga? Apakah mereka suka? Apakah mereka tertawa?

Saat kau pulang kampung…
Masih adakah sawah tempat dimana kau membantu orang tua mu di saat kau libur kuliah?
Masih adakah rumah yang selama ini kau tempati di saat kau pulang dari kuliah mu di kampung? Masih adakah senyum manis yang keluar dari bibir mu saat kau mendapati semua itu sudah tak lagi kau mliki?
Ataukah masih ada kedua orang tua mu yang selama ini kau mintai uang jajan dan segala kebutuhan mu?
Masih lengkap kah keluarga mu yang selama ini kau tinggalkan?
Kawan, mari kita sadari itu semua. Siapkah kita menghadapi semuanya jika itu benar-benar terjadi?
Setidak nya kita berfikir saat ini bahwa biaya yang kita perlukan itu besar dan mahal !
Mungkin hanya ini yang bisa ku tuliskan, mungkin hanya ini yang bisa ku bagi dengan kalian.

Meski nanti tulisan ini menjadi sampah, aku sudah berteima kasih pada kalian.
Karna sudah mau membacanya.
Setidak nya saat ini, mungkn malam nanti kau berfikir betapa berat nya mendapat sebuah tanggung jawab sebagai seorang anak yang di banggakan....

Ini “Belum Terlambat Untuk Memulai Sebuah Perubahan”

Editor               : Mbay
Publish             : CSM
Musik               : Bunda "Melly Goeslaw Piano Cover+Lyrics"

*dibuat dikamar tercinta saat hati mulai menderita … Lampung. Minggu, 15 Oct 2107 pukul 03.03 WIB

Saturday, October 14, 2017

Diskusi "Hari Kesaktian Pancasila" oleh KBM FE UNSERA





 Tak ingin melewatkan momen penting peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada Minggu (1/9), Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya (KBM FE UNSERA) menggelar diskusi (Senin, 2 Oktober 2017) mengenai makna dan kecintaan mahasiswa akan lahirnya Pancasila sebagai pedoman Dasar Negara Indonesia selama ini. Terlebih,  mengingatkan Mahasiswa sebuah sejarah besar peristiwa G30S/PKI yang telah menewaskan sedikitnya 7 jenderal pada saat itu.

Diskusi Peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini, dimulai pukul 16.30 yang seharusnya dijadwalkan pada pukul 15.30 namun ngaret karena suatu kendala, diskusi ini berlangsung di Ruang 03 lantai 1 gedung B kampus UNSERA. Diikuti sedikitnya 30 Mahasiswa yang terdiri dari pengurus & anggota BEM FE, HUMAN dan HIMAKSI, serta mahasiswa baru sekaligus calon kader kebanggaan KBM FE. 


Diskusi terkait "Hari Kesaktian Pancasila" ini spesial dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa UNSERA (Kang Busairi) dan Presiden Mahasiswa UNSERA (Kang Muhron), serta senior KBM FE (Kang Andi Rohaendi) selaku narasumber dalam diskusi tersebut. Diskusi ini bukan hanya diikuti oleh mahasiswa yang bernaung di KBM FE, tetapi juga diikuti oleh mahasiswa fakultas lain yang berada di KBM UNSERA.


Diskusi dibuka oleh moderator, Kang Aldi Haris Firdaus selaku ketua DPM FE sekaligus penyelenggara diskusi tersebut. Menurutnya, seharusnya diskusi ini berlangsung pada tanggal 1 Oktober yang bertepatan dengan "Hari Kesaktian Pancasila" namun terbentur oleh hari libur. Kang Aldi menegaskan, secara kelembagaan diskusi ini dibuat untuk mereviuw kembali nilai-nilai Pancasila yang selama ini diketahui, tetapi implemenntasinya terkadang tidak diterapkan secara nyata. 

Hari Kesaktian Pancasila, dianggap sebagai bukti bahwa Pancasila itu ampuh dan berhasil menghalau dan menumpas komunis dan Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1965. Meskipun sampai kini kalangan sejarawan masih melakukan kajian-kajian terhadap tudingan pelaku pembantaian keenam jenderal dan seorang letnan tersebut.
Terlepas dari persoalan itu, Kang Andi menilai perlunya tetap memaknai Hari Kesaktian Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada era pascareformasi seperti saat ini. Pancasila yang lahir dari akar sejarah budaya bangsa itu tetap diyakini mengandung nilai-nilai luhur universal yang menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia, yakni Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sudah jelas banget Indonesia itu pelopor gerakan non-blok, ya jelas aja Pancasila itu bukan Kiri (Komunis) dan bukan juga kanan (Kapitalis). Pancasila itu maju kedepan, menyongsong indonesia yang lebih baik dengan ideologi buatan sendiri, tambahnya, Kang Andi Rohaendi (2/9).
Peringatan hari kesaktian Pancasila menurut Kang Andi Rohaendi, seharusnya dijadikan media refleksi untuk merenungkan bagaimana bangsa Indonesia saat ini menggunakan Pancasila untuk hidup berbangsa dan bernegara. Dalam masa transisi ke arah demokrasi yang sebenarnya saat ini, ternyata telah terjadi krisis dan disentegrasi moral dan mental. Dalam rangka mempertahankan kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat terpanggil untuk membela Pancasila yang sedang berada diambang bahaya, karena mulai banyak dilupakan. Dalam konsteks inilah kita perlu merevitalisasi Pancasila sebagai dasar negara menuju terwujudnya masyarakat yang demokratis. Tiga ideologi besar yakni Kapitalis, Nasionalis dan Agamis menurutnya masih berperang di negeri ini. Beliau juga menegaskan, Kejadian di Uni Soviet dan Eropa Timur di tahun sembilan puluan dapat kita jadikan pelajaran penting bagaimana membangun  ideologi kuat sebagai modal dasar mempertahankan eksistensi sebuah bangsa dan negara.

Dalam diskusi yang dipandu oleh narasumber Kang Andi Rohaendi tersebut, para audiensi antusias mengikuti diskusi tersebut dan aktif mengeluarkan argumen mereka secara bebas tetapi tetap tidak keluar dari pembahasan diskusi.
Diskusi tersebut juga diramaikan oleh tanggapan para peserta diskusi. Salah seorang mempertanyakan, “Kenapa Pancasila belum bisa mengubah nasib bangsa Indonesia menjadi lebih baik.” Ujar Kant, Mahasiswa FISIP.
Narasumber menjawab: “Karena Pancasila belum sepenuhnya dijalankan oleh bangsa Indonesia, khusunya para pemimpin nasional.”
Kant menceritakan bagaiaman Pancasila diselewengkan sejak jaman Orde Baru hingga sekarang. Dia juga sempat menyinggung dengan mozaik P2STRATEGIK UNSERA 2017 yang bertema "UNSERA NASIONALIS". Menurutnya, globalisasi telah membuat kelompok muda dan mahasiswa semakin banyak berfikir hedonis dan pragmatis. Dimana letak Nasionalisnya?
Kondisi ini kata dia, jelas memprihatinkan untuk mengusung sikap kebangsaan dan Nasionalisme bagi perubahan yang semakin baik. Banyaknya sikap pragmatis dan hedonis ini semakin hilangnya ruang publik bagi mahasiswa untuk berkreasi.
Disisi lain juga dia mengapresiasikan dengan adanya diskusi terkait "Hari Kesaktian Pancasila" yang diselenggarakan oleh KBM FE.
"Saya sangat mengapresiasi sama kawan-kawan FE yang sudah mengadakan diskusi mengenai Pancasila. Karena di era globalisasi ini budaya Literasi dikalangan mahasiswa sudah pudar." Ujar Kant.
Penilaian tentang kaburnya implementasi nyata dalam penerapan ideologi Pancasila, juga terlontar dari kalangan aktivis lembaga kemahasiswaan yang hadir dalam diskusi ini. 
Agung Laksono, mahasiswa Teknik Industri UNSERA justru mengaku tidak pernah melihat implementasi saktinya ideologi Pancasila ini.

"Saya justru melihat ada keterkikisan diantara pasal yang tidak menyatu dalam pengimplementasian Pancasila. Pancasila itu seharusnya sejalan dengan seluruh silanya. Tetapi pada kenyataannya Pancasila sudah termakan oleh kapitalisme yang membabi buta. Seperti contohnya Demokrasi, demokrasi kita bukan lagi sistematis, tetapi sudah liberalisme." Ungkapnya.

Agung juga menambahkan, ketika Orde Baru berkuasa selama 32 tahun, Pancasila telah mengalami reduksi dan pendistorsian habis-habisan. “Saat itu, Pancasila identik dengan rejim Soeharto. Jadi, siapa yang menentang rejim Soeharto dan kebijakannya, maka mereka akan dicap sebagai anti-Pancasila,” kata aktivis berkulit putih asal Teknik Industri itu.
Sekarang ini, kendati pancasila tidak lagi paksakan seperti di jaman orde baru, tetapi benar-benar telah menghilang dari kehidupan bangsa Indonesia. “Jokowi menyebut dirinya masih setia pada Pancasila, dan juga program kerja prioritasnya yaitu "Nawacita" tetapi kenyataannya dia adalah seorang neoliberal dan pendukung politik liberalisme, gagasan programnya apa yang direalisasi apa. Gak nyambung!” kata Agung.
Oleh karena itu, bagi Agung, yang terpenting adalah bagaimana menerapkan dan mempraktekkan nilai-nilai Pancasila, bukan sekedar menghafal ataupun membacanya dalam teks-teks pidato.
Terlepas dari persoalan mengenai Pancasila, Kang Aldi selaku moderator menegaskan perlunya tetap memaknai Hari Kesaktian Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada era pascareformasi seperti saat ini.
Diskusi itu berjalan santai, hingga akhirnya berakhir pada pukul 18 30 WIB. Sebelum acara diskusi ditutup, Kang Aldi selaku moderator berpesan kepada mahasiswa baru sekaligus calon kader KBM FE agar tidak bosan untuk mengikuti kajian-kajian yang ada di KBM FE. 

Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya
@dpmfeunsera
@bemfeunsera
@himaksiunsera
@human_unsera
#KitaTidakSedarahTapiKitaLebihDariKeluarga


Penulis : Khairul Anwar
Editor Famplet : Indra Bayu

Sunday, August 27, 2017

Diskusi Malam KBM-UNSERA

Keluarga Besar Mahasiswa Unsera
Pertemuan Silaturahmi KELUARGA BESAR  MAHASISWA-UNSERA dibuka oleh Presma Unsera (Kang Muhron) pada jam 20.30 dihadiri oleh seluruh ormawa yang berada di bawah naungan KBM-U. Kegiatan ini bertemakan "Menjaalalin Silalaturahmi Keluarga Besar Mahasiswa Unsera". Yang bertempat di Lapangan Parkir Unsera (26/08/17)

Dalam Silaturahmi ini saya mengharapkan kampus tercinta kita bisa lebih baik untuk kedepannya dengan proker yang sudah ada. Ujar (Yuliawati) selaku ketua pelaksana

Mahasiswa mana yang tidak mau kampus tercinta nya maju dan berkembang? Tentu semua itu sangat diharapkan oleh mahasiswa, Khusus nya Mahasiswa Unsera.

Maka dari itu "Kita coba untuk menuangkan pemikirin terkait P2S dalam silaturahmi pada malam hari ini" ucap kang Badrus (gubernur Fakultas Ekonomi)

Banyak dari perwakilan ormawa yang beradu argumen pada saat diskusi, semua itu bertujuan untuk konsepan P2S Universitas.
Ormawa yang berada di bawah naungan Keluarga Besar Unsera, mengrapkan ada perubahan terhadap Fakultas maupun Universitasnya. Mengharapkan untuk kedepannya bisa lebih baik dari sebelum nya.
"Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mengubahnya"

"Sebelum kita rubah untuk Fakultas dan Universitas, coba kita balikan kepada diri kita masing-masing. Kita rubah dulu nih diri kita, maka dengan itu kita bisa rubah Fakultas serta Universitas untuk lebih baik dari yang sebelumnya" ucap kang Muhron (Presma Unsera)

Seperti apa yang di katakan oleh salah satu ormawa "kita disini jangan hanya sekedar berdiskusi saja, kita disini harus melakukan tindakan lalu mendobraknya atas dasar apa yang sudah kita punya"


"Saya harap untuk kedepannya, untuk semua ormawa yang ada di bawah naungan KBM-UNSERA. Harus solid dalam diskusi bareng di kegiatan Silaturahmi selanjutnya" ucap Presma sekaligus menutup acara ini.



Editor : Manajemen 😊

Wednesday, August 16, 2017

Saat IPK-mu Tak Sesuai Ekspektasi


“Berapa IPK kamu sekarang nak ?”
“NGGGGG…”
“Berapa nak ?”
“Jelek, Pak.”
*Bapak pun mengerutkan dahi*

IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif kerap dianggap sebagai separuh nyawa mahasiswa (separuhnya lagi mungkin uang bulanan dari orang tua). Selain jadi bukti pada orang tua kalau kamu niat kuliah, IPK juga adalah standar persaingan prestasi antar mahasiswa dan syarat pertama yang biasa dipatok perusahaan dalam mencari karyawan. Wajar jika kamu berusaha mati-matian untuk mendapatkan IPK yang cemerlang.

Namun apa daya, setelah berusaha keras, kamu harus menghadapi kenyataan bahwa IPK-mu tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Tak jarang, ini membuatmu putus asa.

Anggaplah kuliah itu seperti menu makan: IPK adalah nasinya, pengembangan skill dan pola pikir lauk-pauknya. Mendewakan IPK sama halnya dengan hanya memakan nasi — kamu akan kurang gizi.
Bicara tentang IPK memang selalu memberikan sensasi tersendiri bagi mahasiswa. Saat IPK naik, kamu akan girang bukan main. Saat IPK terjun bebas, kamu akan merasa kiamat sudah dekat.
Bukannya IPK itu tidak penting sama sekali, tapi tujuan kuliah bukan hanya mendapatkan IPK “dewa”. Tak kalah pentingnya dari IPK adalah soft skill serta pola pikir yang kamu dapatkan selama proses perkuliahan.
Jika kamu tak puas dengan IPK-mu yang sekarang, bisa jadi sebenarnya dalam hati kamu adalah orang yang punya ambisi. "Jadi anak muda itu harus penuh dengan ambisi". Mungkin kamu gagal mendapatkan prestasi akademik secemerlang harapan karena kamu begitu sibuk menyalurkan ambisimu di tempat-tempat lain, misalnya organisasi kampus atau komunitas hobi di kotamu.

Menangisi IPK hanya akan membuatmu lupa bahwa kamu punya potensi-potensi yang tak bisa diterjemahkan ke dalam angka-angka. Cobalah tilik lebih dalam ke dirimu sendiri, bukankah dari kegiatan berorganisasimu selama ini, kamu telah menempa pola pikir dan soft skill yang dibutuhkan sebagai seorang profesional?
Dengan mengembangkan soft skill dan pengalaman, jangan heran JIKA KAMU bisa menjadi kandidat yang dicari banyak perusahaan. Di lain sisi, dengan pola pikir yang maju kamu pun bisa membuat masa depan yang cerah tanpa harus mengandalkan apa yang tertera dalam ijazah. Setiap orang pasti punya keunggulannya masing-masing. Haram hukumnya untuk cepat menyerah hanya karena IPK yang tidak summa cum laude.

Kawanku, salah satu kunci sukses adalah fokus pada tujuan
Fokus bukan berarti melihat lurus ke depan tanpa melihat lingkungan sekitar
Fokus bukan berarti terus berpandangan ke depan tanpa mau melihat ke belakang
Tetaplah menjadi pribadi yang peduli dan ikhlas berbagi saat melihat sekeliling kita perlu bantuan baik mental maupun materi
Tetaplah melihat ke belakang sesekali
Carilah ilmu yang bisa digali
Agar kegagalan tidak lagi terjadi

Kawanku, tentu kalian pernah melihat, bagaimana seorang mahasiswa yang fokus studi mengorbankan waktu untuk mempelajari materi kuliah hingga berubah menjadi manusia tanpa rasa peduli
Hari-hari jadi tidak ternikmati
Kurang bergaul kurang komunikasi
Setelah lulus ternyata gelar dan ipk tinggi
Tak mampu mengantarkan pada kesuksesan yang hakiki.

Kawanku, sukses adalah sebuah fokus tujuan yang harus disertai keseimbangan, seimbang antara waktu untuk mempelajari tujuan, beribadah, mencari teman, berorganisasi.
Semuanya penting untuk membantumu menggali potensi diri.

Editor : M. Manajemen A4
Publish : KBM FE

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Bidang Pendidikan Crew


Literasi By : Khairul Anwar
 
  Kegiatan pengabdian ini hanya bagian kecil dari beberapa rangkaian perjalanan selama menempuh dunia pendidikan. Jika ini kegiatan "pra-syarat" yang diadakan lembaga eksekutif pasca TOT BEM Fakutas Ekonomi Universitas Serang Raya, maka mau tidak mau memang harus dilaksanakan. Namun setelah sampai dilokasi dan mulai berbaur dengan masyarakat sekitar, rasa-rasanya kata "pra-syarat" itu jadi tidak ingat lagi.
Pesan dari Kang Muhron, Presiden Mahasiswa UNSERA, "Menjalankan Pengabdian harus ikhlas dengan tulus".
Karena memang harus membangun rasa rasa ikhlas yang tinggi dalam pengabdian ini,  karena kunci dari keberhasilan sebuah pengabdian adalah ikhlas. Jangankan pengabdiannya maksimal, sekalipun tidak maksimal, akan tetap ada rasa senang karena sudah mendapatkan rasa cinta melalui sifat ikhlas tersebut. Bawalah makna dan kebermanfaatan disetiap langkah. Karena  yang terpenting bukan mengenai apa yang kita dapatkan, melainkan apa yang mampu kita implementasikan.

Dan kita sudah 2 minggu bernaung dibawah atap yang sama. Menggunakan kamar mandi yang sama, sekaligus dengan legowo memberikan antrian mandi ataupun akan rindu memasak untuk 3 porsi nampan untuk makan dalam 34 peserta "Pengabdian BEM FE 2017". 

"Pengabdian berbeda dengan KKM. Meskipun konteksnya sama 'Mengabdi'. KKM mau tidak mau dilakukan karena untuk syarat kelulusan, sedangkan 'Pengabdian BEM' atas dasar cinta mengabdi kepada masyarakat." -Kang Mbuse-

Tidak terlalu ambisius dalam menjalani Pengabdian BEM FE ini, lebih suka menikmati arus yang mengalir atau angin yang berhembus. Tidak ada yang bilang kami semua selalu tenang, ada kalanya terjadi pergolakan di forum rapat evaluasi. Layaknya bapak-bapak Desa Lontar  yang sangat mencintai jala ikannya, kami juga mencintai bagaimana kami berproses di desa ini.

Di awal-awal hari pengabdian, Kang Hamzah selaku ketua MPM UNSERA sekaligus senior KBM FE berpesan kepada peserta Pengabdian;

"Kedatangan kita disini harus bisa mengatasi solusi permasalahan yg ada di desa ini."

Mungkin kalimat dari ketua MPM UNSERA itu sekaligus tugas buat kita semua untuk mengatasi permasalahan yang ada di desa Lontar, khususnya di Pendidikan yang mayoritas anak-anak masih belum bisa membaca bahkan yang lebih sedih 'buta huruf'.
Indonesia dan masalah ibarat dua sisi mata uang yang saling bersisian, sulit dipisahkan. Sudah 70 tahun Indonesia merdeka, namun sejatinya Indonesia belum merdeka. Pada hakikatnya, merdeka berarti bebas dari belenggu dan kesulitan serta hidup sejahtera. Ironisnya kehidupan rakyat Indonesia masih terbelenggu oleh kemiskinan, kebodohan, degradasi moral, dan sederet masalah lain. Semua polemik tersebut tidak terlepas dari peran pendidikan dalam membangun bangsa dan negara. Pendidikan adalah cara yang dapat membuat manusia menjadi bebas: bebas merasakan pengetahuan, bukan sekedar ilmu pengetahuan dalam retorika belaka, melainkan pengetahuan akan makna kehidupan dan bagaimana mengisi kehidupan.
Dan kami di percaya di bidang Pendidikan setidaknya bersinergi untuk membantu pendidikan yang ada di Desa Lontar, dan terimakasih buat bapak Pikan selaku penanggung jawab Madrasah Al-Mu'min yang sudah menerima kedatangan kami untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah.
Ketidakmerataan akses pendidikan di di pelosok desa ini mendorong mahasiswa untuk mengabdikan diri kepada masyarakat melalui "Pengabdian BEM FE UNSERA 2017"
Dan, kita (Bidang Pendidikan) berjuang memperbaiki pendidikan juga dengan asa. 
Cerita kami menularkan semangat, semangat kami adalah pengabdian. Inilah mahasiswa, sebuah optimisme bagi kegemilangan. 
Kami hanya mengharap upah berupa pengalaman, mencari jati diri melalui Pengabdian. Mengabdi atas nama cinta melalui KBM FE dengan dasar hati nurani melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat, kami tunjukan dengan kesungguhan. Tak sekedar indeks, melainkan kami dapatkan nilai kehidupan.

Dibalik berbagai kisah perjalanan kami menempuh bidang pendidikan di pengabdian BEM FE ini, ada satu kisah yang akan terus saya ingat, entah hingga akhir hayat nanti. Sejak saat itu saya sadar, jangan pernah menyerah menggapai impian. Ketika melakukan pengajaran mengaji, dan dilanjut dengan sharing bersama Bapak Pikan beserta murid-muridnya. 
Tinggal di kampung terpencil, akses transportasi maupun jaringan seluler yang minim membuat bocah ini tumbuh memiliki impian yang tinggi.
"Cita-cita saya pengen jadi presiden," 
Jujur saat itu saya kaget, keterbatasan yang dimiliki menjadi semangat juang yang tak terhenti.
Entahlah disaat bersamaan kita harus selalu bersyukur atas semua yang Tuhan berikan. Kelak ketika kita menjadi seorang "pemimpi(n)", kita masih harus belajar kepada bocah ini, bocah yang memberi kita banyak pelajaran hidup.

Sebagai orang yang diberi kemampuan, marilah kita menjaga semangat mereka dan mengajarkan mereka arti sesungguhnya dari perjuangan dan sikap pantang menyerah. Tak perlu khawatir karena cobaan dan rintangan akan terus menghampiri dalam bentuk apapun, tetapi sudah menjadi pilihan setiap dari kita untuk menentukan bagaimana cara menghadapinya. Hal ini pula penting untuk diajarkan kepada mereka terkhusus anak-anak agar kelak mampu menyikapi suatu persoalan dengan bijaksana. Kita tentu dapat membantu mereka menjadi seorang penakluk dunia dengan berbagai hal, salah satunya adalah memperjuangkan pendidikan mereka dengan membantu mengajar dan mengaji di Madrasah Al-Mu'min. Mungkin kata itu terdengar sederhana, “mengajar”, tetapi pepatah mengatakan sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Maka dari itu, taruhlah keyakinan bahwa hal tersebut pasti akan tercapai! Dengan demikian, berkat usaha keras dan hati tulus Saudara, ya, mereka akan menjadi penakluk dunia yang mampu memasang senyum paling bermakna di wajahnya.

Selama 2 minggu mengabdi, perubahannya begitu signifikan. 
"Saya lancar membaca berkat kakak mahasiswa UNSERA."  Ujar Rohim, bocah kelas 5 SD sekaligus anak didik kami.

Ada suatu kebanggaan tersendiri dimana bocah itu ngomong dengan polosnya didepan kita, merasa tersentuh dimana progran kerja Bidang pendidikan kami membuahkan hasil yang positif. Disisi lain, bocah-bocah yang sebelumnya setiap sore nongkrong-nongkrong tidak jelas, kini mereka membaca buku setiap sore dan belajar di Madrasah Al-Mu'min. Bahkan mereka sering sekali berbagi kisah dengan bercerita kepadaku.


Meskipun tidak ada program kerja mendirikan Taman Baca, tapi kami berinisiatif merapihkan Perpustakaan yang ada di Madrasah untuk dijadikan "Taman Baca". Tidak sedikit kami dari peserta Pengabdian BEM FE UNSERA 2017 turut memberikan buku-buku yang ia miliki untuk sumbangsih merealisasikan 'Taman Baca' di Madrasah tersebut. Semoga buku-buku yang kami berikan dapat bermanfaat.
Mereka mempunyai semangat tinggi untuk membaca diantara keterbatasan yang ada. Merekalah anak-anak di pelosok pesisir desa. Mungkin kita bisa melihat dunia melalui ilmu yang kita punya, tapi mereka tidak seberuntung itu. Mari wujudkan mereka untuk mewujudkan mimpi dengan adanya 'Taman Baca' yang kita realisasikan.


Ini baru titik mula konstribusi kami, pasca TOT Pengabdian BEM FE UNSERA 2017 di Masyarakat Desa Lontar. Terkhusus bidang Pendidikan, menanamkan ketertarikan mereka tentang ilmu pengetahuan dan semangat mereka untuk bermimpi tinggi. Sehingga tak ada lagi anggapan bahwa sekolah hanya buang-buang uang, tapi sekolah adalah tabungan masa depan. 

Suatu saat nanti saya akan merindukan anak-anak yang bermain bola diperlantaran posko di sore hari.
Apalagi bila teringat anak-anak yang kami ajarkan di Madrasah Al-Mu'min, yang ketika anak-anak ngomong dengan polosnya, "Kak disini sampai kapan?", "Jangan pulang ya, pengen belajar sama kakak aja..", "Iya nanti daya pingin jadi mahasiswa juga". Saya teramat menikmati saat-saat memberikan mereka kebebasan untuk berekspresi dan berimajinasi.

BIDANG PENDIDIKAN CREW (Pengabdian BEM FE UNSERA 2017)

  • Agi Dwi Putra
  • Khairul Anwar
  • Khoiriyyatun Ni'mah
  • Vivi Anggraini
  • Wakiatunnisa
  • Nurul Hidayah
  • Eka Iswanda
  • Yulianingsih
Program kerja yang kami jalankan;

  • Pengajaran pengetahuan
  • Mengajar Mengaji
  • Pembuatan kreatifitas celengan dari botol aqua
  • Lomba Cerdas Cermat

Dan pada akhirnya, yang menjadi tantangan adalah bagaimana berbicara di depan anak-anak. Itu lebih sulit dibandingkan dengan berbicara di depan dosen atau mahasiswa. Karena bertahun-tahun selalu berhubungan dengan orang sebaya atau bahkan lebih tua. Jarang sekali dengan anak-anak.
Yang menjadi tantangan adalah bukan seberapa banyak materi itu dipahami. Tapi adalah bagaimana anak-anak itu antusias dengan adanya saya di depan mereka.
Yang menjadi tantangan adalah bahasa. Kita tak saling mengetahui bahasa apa yang kita pakai. Kadang lucu juga melihat tingkah mereka. Dan mereka adalah tempat belajar banyak hal setelah rumah dan kampus
BIDANG PENDIDIKAN CREW, Terimakasih sudah menjadi bagian tim yang solid dalam menjalankan program kerja. 14 hari mengabdi kepada masyarakat Desa Lontar. Semoga apa yang kita lakukan ada manfaatnya, dan semoga pengabdian ini tidak berhenti sampai disini saja. 

Mungkin bagi aku, kamu dan kita, ini adalah sebagian kecil yang bisa dilakukan untuk sesama. Inilah langkah kecil kami di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa . Semoga apa yang kita implementasikan bisa bermanfaat dan membawa perubahan yang positif. Walaupun kecil setidaknya kami sudah melangkah. Ucapkan terimakasih juga untuk Bidang Ekonomi, Bidang Kesehatan, dan Bidang Sosial & Budaya yang sudah bahu membahu membantu program kerja kami.

Terimakasih kawan seperjuangan PENGABDIAN BEM FE UNSERA 2017. Baik TOT angkatan Villa Kaong ataupun angkatan Kramat yang sudah mengukir cerita bersama, cerita yang tidak selalu tentang kebahagiaan yang ada di dalamnya, melainkan tentang kerasnya sebuah perjuangan yang kita lakukan
Terimakasih untuk para senior KBM FE dengan segala bentuk perlindungan, perhatian, dan motivasi.
Layaknya sebuah keluarga yang selalu memberikan kehangatan. Sekali lagi, terimakasih KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SERANG RAYA.
Kata apapun tidak bisa menggambarkan bahagianya ketika bersama kalian.
"Cetaklah sejarah yg bermanfaat utk masyarakat banyak, agar bisa terus dikenang dikemudian hari." -Mbuse Cs-

14 hari 13 malam di pesisir desa. Berkelana mengabdi bersama KBM FE. Semesta, terima kasih ilmunya :)

"KITA TIDAK SEDARAH TAPI KITA LEBIH DARI KELUARGA"

Pojokan posko, 5 Agustus 2017

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Musikalisasi Selembar Puisi Perpisahan


Perpisahan selalu meriringi setiap pertemuan. Sedih memang terlebih kita berpisah dengan orang-orang yang telah memberikan makna dalam hidup.
Seperti contohnya kawan kita, Ernawati Sari, saat perpisahan Pengabdian Kepada Masyarakat KBM Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya tak kuasa menahan kesedihan saat membacakan puisi ketika harus berpisah dengan warga desa Lontar yang sudah ia abdi. Sampai pada konklusi bagi setiap batin yang kiranya disimpulkan masing-masing dengan sadar. Satu diantaranya, sebuah kehormatan bagi kami menempuh perjalanan mengabdi untuk Desa Lontar. 
Terimakasih atas segenap dedikasi dan kerjasama yang telah dijalin. 
Pamit,
Dari : KBM FE UNSERA 2017
Untuk : Desa Lontar
"Kenangan Mengabdi"
Pembacaan puisi : Ernawati 
Instrumen musik : Aldi Haris Firdaus
Karya puisi : Ernawati & Khairul Anwar


"Dari kalian aku bisa menuliskan sebuah kisah, 
Pada lembaran-lembaran yang terpisah,
Dari sudut pandang dari segala arah,
Hingga titik dimana kami mulai lelah.

Kepada kalian yang selalu ada,..
Ingatlah adik-adik pertemuan awal kita,
Kalian begitu menyambut kami bahagia kecil ini.
Mulai terlihat, dari senyum tipis dibibir,
Mata yang bersinar melihat adik-adik yang begitu senang dengan kedatangan kami..

Waktu berjalan begitu cepat, 
Hari demi hari kita lewati bersama.
Belajar, bermain, tertawa, bahkan menangis, 
Membuat kenangan disini.

Kami senang mengabdi disini :)
Banyak ilmu baru yang kami terima,
Banyak pengalaman baru yang kami dapat,
Banyak masyarakat sini yang menyapa kami.

Kami pamit yaa..
Maksud kami, bukan untuk meninggalkan.
Tapi karena kami harus melanjutkan tanggung jawab ditempat lain.

Kita tahu,
Kalian bukan menanti kita untuk dikasihani,
Kalian hanya butuh kita untuk mendampingi,
Memberi tahu yang tidak tahu, 
Melengkapi yang belum tepat.
Itulah makna berbagi.
Kita pamit ya,..
Kita hanya bisa diam,
Ketika kalian lontarkan tanya demikian, 
"Kak, nanti kapan-kapan kesini lagi ya,.."
Kalimat itu membuat mata ini bersinar,
Membuat senyum tipis dibibir.

Adik-adik setelah besar nanti,
Kalian harus seperti kami..
Bahkan lebih dari kami..
Menjadi seseorang yang bermanfaat,
Menjadi seseorang yang disenangi banyak orang.

Kami titip ilmu yang sudah kami berikan ya,..
Kami akan rindu kalian..
Hanya melihat gambar kecil dibingkai,
Kerinduan itu sejenak hilang.

Kita pamit yaa,..
Kita hanya bisa diam,
Ketika kalian lontarkan tanya,
"Kak, sering kesini yaa,.."
Maafin kita ya,..
Yang tidak selalu ada buat kalian,
Terimakasih telah menjadi bagian terindah dilembaran hari-hari kami."
Dari kami, 
"Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya."
Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Lebih dari Keluarga.

Literasi By : Khairul Anwar

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Pengabdian di Ujung Utara Pesisir


Literasi By : Khairul Anwar (31216223)
 
22 Juli 2017, masih ingat betul kala itu kami diterjunkan dilokasi Pengabdian Kepada Masyarakat, di desa Lontar. Prosesi penerjunan yang cukup ribet tapi tak mengurangi semangat kami untuk memulai Pengabdian selama dua minggu kedepan. Parkiran kampus menjadi saksi keberangkatan kami menggunakan kendaraan roda dua. Sesampainya disana, kami disambut dengan hangat oleh warga terutama anak-anak.
Kami bangga dengan yang kami lakukan. Untuk beberapa alasan kami mempercayai bahwa kami luar biasa dalam menjalankan PKM yang kami (sendiri) juluki "pengabdian angkatan cireng"
Kebanggaan itu adalah bahwa kami melaksanakan PKM di tempat yang bukan biasa, disebuah pulau terpencil yang tentu bukan hal yang mudah untuk melakukanya. Selain itu kami bangga dengan program-program yang kami lakukan (kami klaim) berhasil dengan indikator yang sudah kami tentukan sebelumnya. Dan tentunya kami juga bangga karena proses untuk program PKM di desa lontar juga bukan proses yang mudah dan singkat. Kami sudah mengawalinya 2 bulan persiapan sebelum waktu pelaksanaan. Mulai dari survei lokasi, rapat, pembagian bidang, merumuskan program, mencari dana dan berbagai hal lain.
 Apa yang kami lakukan adalah bagian dari tanggung jawab kami sebagai mahasiswa untuk masyarakat. Sebuah upaya kecil kami untuk berkontribusi sesuai dengan yang kami mampu. Dan tentu bukan hal yang luar biasa.

Selain itu, kami tersadar bahwa kami yang lebih banyak belajar kepada masyarakat di lontar. Kami belajar kepada Bu Munawaroh, istri kaur perencanaan Desa Lontar. Seorang ibu-ibu yang sangat tulus tanpa pamrih dalam membantu program kerja bidang konomi untuk pelatihan produk cireng dari rumput laut. Beliau luar biasa. Membantu keperluan bidang ekonomi sehari-hari selama PKM tanpa meminta imbalan apapun.

Kami belajar keikhlasan kepada bapak ustadz Pikan, yang mengajar ngaji puluhan murid tanpa berharap imbalan dari mereka. yang selalu mendoakan kami. Dan mengenalkan kami terkait polemik pendidikan yang ada di desa Lontar. Sekaligus menerima dan mempercayai bidang pendidikan untuk dipercayai mengajar dan belajar bersama di madrasah Al-Mu'min.
Kami belajar kesabaran dari seorang bapak-bapak nelayan desa lontar, yang selalu bersyukur dan sabar dalam melaut dengan hasil yang tidak pasti. Kesabaran beliau ajarkan kepada kami yang selalu tergesa dalam keingginan.

Untuk hal-hal yang tidak dapat kami pelajari di kampus dan untuk semua pelajaran dan pengalaman dari pulau kecil ini kami sangat berterimakasih. Setelah selesai Pengabdan kami masih merasakan dan bahkan menemukan kembali pesan-pesan tersirat dari warga desa lontar.

Tak banyak yang bisa kami persembahkan untuk lontar, namun kami yakin inilah kontribusi nyata dari kami yang insya Allah akan bermanfaat kedepannya. Akhirnya terimakasih saya ucapkan kepada perangkat desa dan seluruh elemen masyarakat Desa Lontar, para SC dan senior selaku pembimbing, panitia dan teman-teman seperjuangan di PKM KBM FE yang tak bisa disebutkan satu persatu. Jujur Saya bangga bisa berjuang bersama teman-teman semua.
Terimakasih Lontar untuk kesempatannya mengabdi dan berkontribusi. Terimakasih Lontar untuk kesempatannya mengilmu kehidupan ini. Lontar telah memberikan kami hal yang jauh lebih berharga dari apa yang kami lakukan selama disana, dan terimakasih Lontar atas segala kisah penuh kesan yang tentunya tak akan pernah kami lupakan :)

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Cita dan Surat dari Anak Pesisir untuk Kakak KBM FE


"Pengabdian Kepada Masyarakat adalah suatu kegiatan rutin setiap tahun yang diselenggarakan oleh Badan Eksektutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya. Tahun ini bertempat di Desa Lontar, dan akan dilakukan oleh generasi KBM FE ditahun selanjutnya." Ujar Rizky Badrussalam, gubernur Fakultas Ekonomi, dalam sambutan closing ceremony.

Pengabdian Kepada Masyarakat KBM FE tersebut dilakukan selama 2 minggu, dengan konsep mahasiswa terjun langsung di masyarakat desa tempatnya PKM tersebut dengan berbagai bidang, diantaranya Bidang Ekonomi, Bidang Pendidikan, Bidang Sosial & Budaya dan Bidang Kesehatan.

Dari jangka waktu tersebut, hal yang paling mengharukan adalah saat masa Pengabdian selesai dan harus berpisah dengan masyarakat di tempat PKM yang telah dua minggu seperti keluarga sendiri.
Seperti halnya dengan kita. Kelurga Besar Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNSERA dimana hari-hari terkahir masa PKM nya rupanya mendapat surat dari adik-adik di tempatnya PKM yang berisi curahan hati adik-adik tersebut, dengan tulisan yang masih semrawut dengan polosnya menggunakan kosa kata yang bikin senyum-senyum sendiri sekaligus sedih membacanya. Saya beserta kawan-kawan peserta Pengabdian Kepada Masyarakat KBM FE khususnya Bidang Pendidikan mendapatkan sehelai surat dari adik-adik murid Madrasah Al-Mu'min


Dari: Ibnu, kelas 6 SD
"Kepada kakak-kakak mahasiswa, yang saya sayangi kak Anwar.
Saya ucapkan banyak terima kasih atas semua kakak ajarkan kepada saya."

Dari : Firman, kelas 5 SD
"Assalamualaikum kak Anwar,
Jangan tinggalkan kita semua. Aku masih sayang sama kak Anwar. Jangam lupain kita semua,
Kak Anwar sebagai kakak aku sendiri.
Itu doang suratnya,
Assalamualaikum waroh matuwloh hi wabarokatuh."

Dari : Rohim, kelas 5 SD
"Kak Anwar jangan pulang kalau pulang aku akan menangis jangan pergi kak Anwar.
Terima kasih kak Anwar sangat membantu aku belajar, aku samgat sedih kalau ditinggal kak Anwar aku menangis terus-terusan, aku akan merindukan kak Anwar, aku sangat sedih sekali.
Terima kasih kak anwar, selamat tinggal."

Dari : Surat Kedua Rohim, kelas 5 SD
"Assalamualaikum, 
Kak anwar terima kasih kepada kak anwar telah mengajar saya, selamat tinggal hati-hati dijalan ka anwar. Aku ingin kak anwar mengajar lagi disini. Aku ingin kak anwar mengajar lagi sampai aku bisa jadi polisi.
Kak Anwar,
Kak Putra,
Kak Nik,
Kak Wakia,
Kak Delfi,
Kak Vivi,
Kak Erna ompol,
Kak Nurul,
Terimakasih semuah.."

Dan masih banyak lagi surat-surat yang saya dapat dari adik-adik pesisir desa namun tidak bisa saya paparkan disini.

Banyak anak-anak kecjl yang hebat dengan cita-cita yang luar biasa disekitar lingkungan tempat kami mengabdi, yaitu desa Lontar. Cita-cita yang di pilih anak-anak tersebut mungkin kebanyakan di pengaruhi oleh televisi. Tapi kami menemukan beberapa anak dengan cita-cita yang berbeda. Mereka memilih profesi yang dekat dengan mereka dan secara nyata berada di sekeliling mereka
Dennis anak kelas 5 SD berkulit sawo ini bercerita ingin menjadi petani. Alasannya agar dia dapat menyediakan beras bagi semua orang
Ibnu Sulton, kelas 6 SD yang bercita-cita ingin menjadi ustadz. Dan benar memang dia keukeuh dalam cita-citanya, sering saya melihat dia menjalankan solat subuh di mushola deket rumahnya.

Rohim namanya, kelas 5 SD dengan bentuk tubuh yang besar dan kekar berbeda jauh dengan teman sebayanya. 
"Rohim pengen jadi polisi, biar bisa nembak maling." Jawabnya dengan mimik muka yg polos.
Refi, kelas 5 SD. Bocah ini ngefans sama kakak peserta PKM KBM FE yaitu Teh Eriska. Dia berkeinginan untuk menjadi pesepak bola dan menyukai pemain bola terkenal, Cristiano Ronaldo. Saya tak jarang tiap sore ikut bermain bola bersama Refi dkk diperlantaran posko meskipun dengan menggunakan bola plastik.

Keramahan dari warga sekitar khusunya anak-anak membuat saya dan kawan-kawan Pengabdian Kepada Masyarakat KBM FE yang lain merasa nyaman. Mereka membuat kami seakan-akan bagian dari mereka. Kedekatan kami pun dengan anak-anak disekitar lingkungan membuat kami dan mereka cukup merasakan kesedihan ketika masa "Pengabdian" telah usai.

Tidak ada harapan lain selain kegembiraan sebagai satu-satunya cara untuk kami berpisah dengan Desa Lontar. Semoga karya, kontribusi dan cinta kami disini dapat selalu dikenang sebagai memori baik oleh warga sebagaimana kami akan selalu mengingat Desa Lontar sebagai rumah inspirasi kami.
 
Literasi By : Khairul Anwar (31216223)