22 Juli 2017, masih ingat betul kala itu kami diterjunkan dilokasi Pengabdian Kepada Masyarakat, di desa Lontar. Prosesi penerjunan yang cukup ribet tapi tak mengurangi semangat kami untuk memulai Pengabdian selama dua minggu kedepan. Parkiran kampus menjadi saksi keberangkatan kami menggunakan kendaraan roda dua. Sesampainya disana, kami disambut dengan hangat oleh warga terutama anak-anak.
Kami bangga dengan yang kami lakukan. Untuk
beberapa alasan kami mempercayai bahwa kami luar biasa dalam menjalankan
PKM yang kami (sendiri) juluki "pengabdian angkatan cireng"
Kebanggaan itu adalah bahwa kami melaksanakan PKM di tempat yang bukan
biasa, disebuah pulau terpencil yang tentu bukan hal yang mudah untuk
melakukanya. Selain itu kami bangga dengan program-program yang kami
lakukan (kami klaim) berhasil dengan indikator yang sudah kami tentukan
sebelumnya. Dan tentunya kami juga bangga karena proses untuk program
PKM di desa lontar juga bukan proses yang mudah dan singkat. Kami sudah
mengawalinya 2 bulan persiapan sebelum waktu pelaksanaan. Mulai dari
survei lokasi, rapat, pembagian bidang, merumuskan program, mencari dana
dan berbagai hal lain.
Apa yang kami lakukan adalah bagian dari
tanggung jawab kami sebagai mahasiswa untuk masyarakat. Sebuah upaya
kecil kami untuk berkontribusi sesuai dengan yang kami mampu. Dan tentu
bukan hal yang luar biasa.Selain itu, kami tersadar bahwa kami yang lebih banyak belajar kepada masyarakat di lontar. Kami belajar kepada Bu Munawaroh, istri kaur perencanaan Desa Lontar. Seorang ibu-ibu yang sangat tulus tanpa pamrih dalam membantu program kerja bidang konomi untuk pelatihan produk cireng dari rumput laut. Beliau luar biasa. Membantu keperluan bidang ekonomi sehari-hari selama PKM tanpa meminta imbalan apapun.
Kami belajar keikhlasan kepada bapak ustadz Pikan, yang mengajar ngaji
puluhan murid tanpa berharap imbalan dari mereka. yang selalu mendoakan
kami. Dan mengenalkan kami terkait polemik pendidikan yang ada di desa
Lontar. Sekaligus menerima dan mempercayai bidang pendidikan untuk
dipercayai mengajar dan belajar bersama di madrasah Al-Mu'min.
Kami belajar kesabaran dari seorang bapak-bapak nelayan desa lontar,
yang selalu bersyukur dan sabar dalam melaut dengan hasil yang tidak
pasti. Kesabaran beliau ajarkan kepada kami yang selalu tergesa dalam
keingginan.
Tak banyak yang bisa kami persembahkan untuk lontar, namun kami yakin
inilah kontribusi nyata dari kami yang insya Allah akan bermanfaat
kedepannya. Akhirnya terimakasih saya ucapkan kepada perangkat desa dan
seluruh elemen masyarakat Desa Lontar, para SC dan senior selaku
pembimbing, panitia dan teman-teman seperjuangan di PKM KBM FE yang tak
bisa disebutkan satu persatu. Jujur Saya bangga bisa berjuang bersama
teman-teman semua.
No comments:
Post a Comment