Kegiatan
pengabdian ini hanya bagian kecil dari beberapa rangkaian perjalanan
selama menempuh dunia pendidikan. Jika ini kegiatan "pra-syarat" yang
diadakan lembaga eksekutif pasca TOT BEM Fakutas Ekonomi Universitas
Serang Raya, maka mau tidak mau memang harus dilaksanakan. Namun setelah
sampai dilokasi dan mulai berbaur dengan masyarakat sekitar,
rasa-rasanya kata "pra-syarat" itu jadi tidak ingat lagi.
Pesan dari Kang Muhron, Presiden Mahasiswa UNSERA, "Menjalankan Pengabdian harus ikhlas dengan tulus".
Karena
memang harus membangun rasa rasa ikhlas yang tinggi dalam pengabdian
ini, karena kunci dari keberhasilan sebuah pengabdian adalah ikhlas.
Jangankan pengabdiannya maksimal, sekalipun tidak maksimal, akan tetap
ada rasa senang karena sudah mendapatkan rasa cinta melalui sifat ikhlas
tersebut. Bawalah makna dan kebermanfaatan disetiap langkah. Karena
yang terpenting bukan mengenai apa yang kita dapatkan, melainkan apa
yang mampu kita implementasikan.
Dan kita sudah 2 minggu bernaung dibawah atap yang sama. Menggunakan kamar mandi yang sama, sekaligus dengan legowo memberikan antrian mandi ataupun akan rindu memasak untuk 3 porsi nampan untuk makan dalam 34 peserta "Pengabdian BEM FE 2017".
"Pengabdian berbeda dengan KKM. Meskipun konteksnya sama 'Mengabdi'. KKM mau tidak mau dilakukan karena untuk syarat kelulusan, sedangkan 'Pengabdian BEM' atas dasar cinta mengabdi kepada masyarakat." -Kang Mbuse-
Tidak terlalu ambisius dalam menjalani Pengabdian BEM FE ini, lebih suka
menikmati arus yang mengalir atau angin yang berhembus. Tidak ada yang
bilang kami semua selalu tenang, ada kalanya terjadi pergolakan di forum
rapat evaluasi. Layaknya bapak-bapak Desa Lontar yang sangat mencintai
jala ikannya, kami juga mencintai bagaimana kami berproses di desa ini.
Di awal-awal hari pengabdian, Kang Hamzah selaku ketua MPM UNSERA sekaligus senior KBM FE berpesan kepada peserta Pengabdian;
"Kedatangan kita disini harus bisa mengatasi solusi permasalahan yg ada di desa ini."
Mungkin kalimat dari ketua MPM UNSERA itu sekaligus tugas buat kita semua untuk mengatasi permasalahan yang ada di desa Lontar, khususnya di Pendidikan yang mayoritas anak-anak masih belum bisa membaca bahkan yang lebih sedih 'buta huruf'.
Indonesia dan masalah ibarat dua sisi mata uang yang saling bersisian,
sulit dipisahkan. Sudah 70 tahun Indonesia merdeka, namun sejatinya
Indonesia belum merdeka. Pada hakikatnya, merdeka berarti bebas dari
belenggu dan kesulitan serta hidup sejahtera. Ironisnya kehidupan rakyat
Indonesia masih terbelenggu oleh kemiskinan, kebodohan, degradasi
moral, dan sederet masalah lain. Semua polemik tersebut tidak terlepas
dari peran pendidikan dalam membangun bangsa dan negara. Pendidikan
adalah cara yang dapat membuat manusia menjadi bebas: bebas merasakan
pengetahuan, bukan sekedar ilmu pengetahuan dalam retorika belaka,
melainkan pengetahuan akan makna kehidupan dan bagaimana mengisi
kehidupan.
Dan
kami di percaya di bidang Pendidikan setidaknya bersinergi untuk
membantu pendidikan yang ada di Desa Lontar, dan terimakasih buat bapak
Pikan selaku penanggung jawab Madrasah Al-Mu'min yang sudah menerima
kedatangan kami untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat dibangku
kuliah.
Ada suatu kebanggaan tersendiri dimana bocah itu ngomong dengan polosnya didepan kita, merasa tersentuh dimana progran kerja Bidang pendidikan kami membuahkan hasil yang positif. Disisi lain, bocah-bocah yang sebelumnya setiap sore nongkrong-nongkrong tidak jelas, kini mereka membaca buku setiap sore dan belajar di Madrasah Al-Mu'min. Bahkan mereka sering sekali berbagi kisah dengan bercerita kepadaku.
Meskipun tidak ada program kerja mendirikan Taman Baca, tapi kami berinisiatif merapihkan Perpustakaan yang ada di Madrasah untuk dijadikan "Taman Baca". Tidak sedikit kami dari peserta Pengabdian BEM FE UNSERA 2017 turut memberikan buku-buku yang ia miliki untuk sumbangsih merealisasikan 'Taman Baca' di Madrasah tersebut. Semoga buku-buku yang kami berikan dapat bermanfaat.
Mereka mempunyai semangat tinggi untuk membaca diantara keterbatasan yang ada. Merekalah anak-anak di pelosok pesisir desa. Mungkin kita bisa melihat dunia melalui ilmu yang kita punya, tapi mereka tidak seberuntung itu. Mari wujudkan mereka untuk mewujudkan mimpi dengan adanya 'Taman Baca' yang kita realisasikan.
BIDANG PENDIDIKAN CREW (Pengabdian BEM FE UNSERA 2017)
Mungkin bagi aku, kamu dan kita, ini adalah sebagian kecil yang bisa dilakukan untuk sesama. Inilah langkah kecil kami di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa . Semoga apa yang kita implementasikan bisa bermanfaat dan membawa perubahan yang positif. Walaupun kecil setidaknya kami sudah melangkah. Ucapkan terimakasih juga untuk Bidang Ekonomi, Bidang Kesehatan, dan Bidang Sosial & Budaya yang sudah bahu membahu membantu program kerja kami.
Terimakasih kawan seperjuangan PENGABDIAN BEM FE UNSERA 2017. Baik TOT angkatan Villa Kaong ataupun angkatan Kramat yang sudah mengukir cerita bersama, cerita yang tidak selalu tentang kebahagiaan yang ada di dalamnya, melainkan tentang kerasnya sebuah perjuangan yang kita lakukan
Terimakasih untuk para senior KBM FE dengan segala bentuk perlindungan, perhatian, dan motivasi.
Layaknya sebuah keluarga yang selalu memberikan kehangatan. Sekali lagi, terimakasih KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SERANG RAYA.
Kata apapun tidak bisa menggambarkan bahagianya ketika bersama kalian.
Ketidakmerataan akses pendidikan di di pelosok desa ini mendorong mahasiswa untuk mengabdikan diri kepada masyarakat melalui "Pengabdian BEM FE UNSERA 2017"
Dan, kita (Bidang Pendidikan) berjuang memperbaiki pendidikan juga dengan asa.
Cerita kami menularkan semangat, semangat kami adalah pengabdian. Inilah mahasiswa, sebuah optimisme bagi kegemilangan.
Kami hanya mengharap upah berupa pengalaman, mencari jati diri melalui
Pengabdian. Mengabdi atas nama cinta melalui KBM FE dengan dasar hati
nurani melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat, kami tunjukan dengan
kesungguhan. Tak sekedar indeks, melainkan kami dapatkan nilai
kehidupan.
Dibalik berbagai kisah perjalanan kami menempuh bidang pendidikan di
pengabdian BEM FE ini, ada satu kisah yang akan terus saya ingat, entah
hingga akhir hayat nanti. Sejak saat itu saya sadar, jangan pernah
menyerah menggapai impian. Ketika melakukan pengajaran mengaji, dan
dilanjut dengan sharing bersama Bapak Pikan beserta murid-muridnya.
Tinggal di kampung terpencil, akses transportasi maupun jaringan seluler
yang minim membuat bocah ini tumbuh memiliki impian yang tinggi.
"Cita-cita saya pengen jadi presiden,"
Jujur saat itu saya kaget, keterbatasan yang dimiliki menjadi semangat juang yang tak terhenti.
Entahlah disaat bersamaan kita harus selalu bersyukur atas semua yang Tuhan berikan. Kelak ketika kita menjadi seorang "pemimpi(n)", kita masih harus belajar kepada bocah ini, bocah yang memberi kita banyak pelajaran hidup.
Jujur saat itu saya kaget, keterbatasan yang dimiliki menjadi semangat juang yang tak terhenti.
Entahlah disaat bersamaan kita harus selalu bersyukur atas semua yang Tuhan berikan. Kelak ketika kita menjadi seorang "pemimpi(n)", kita masih harus belajar kepada bocah ini, bocah yang memberi kita banyak pelajaran hidup.
Sebagai orang yang diberi kemampuan, marilah kita menjaga semangat
mereka dan mengajarkan mereka arti sesungguhnya dari perjuangan dan
sikap pantang menyerah. Tak perlu khawatir karena cobaan dan rintangan
akan terus menghampiri dalam bentuk apapun, tetapi sudah menjadi pilihan
setiap dari kita untuk menentukan bagaimana cara menghadapinya. Hal ini
pula penting untuk diajarkan kepada mereka terkhusus anak-anak agar
kelak mampu menyikapi suatu persoalan dengan bijaksana. Kita tentu dapat
membantu mereka menjadi seorang penakluk dunia dengan berbagai hal,
salah satunya adalah memperjuangkan pendidikan mereka dengan membantu
mengajar dan mengaji di Madrasah Al-Mu'min. Mungkin kata itu terdengar
sederhana, “mengajar”, tetapi pepatah mengatakan sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
Maka dari itu, taruhlah keyakinan bahwa hal tersebut pasti akan
tercapai! Dengan demikian, berkat usaha keras dan hati tulus Saudara, ya, mereka akan menjadi penakluk dunia yang mampu memasang senyum paling bermakna di wajahnya.
Selama 2 minggu mengabdi, perubahannya begitu signifikan.
"Saya lancar membaca berkat kakak mahasiswa UNSERA." Ujar Rohim, bocah kelas 5 SD sekaligus anak didik kami.Ada suatu kebanggaan tersendiri dimana bocah itu ngomong dengan polosnya didepan kita, merasa tersentuh dimana progran kerja Bidang pendidikan kami membuahkan hasil yang positif. Disisi lain, bocah-bocah yang sebelumnya setiap sore nongkrong-nongkrong tidak jelas, kini mereka membaca buku setiap sore dan belajar di Madrasah Al-Mu'min. Bahkan mereka sering sekali berbagi kisah dengan bercerita kepadaku.
Meskipun tidak ada program kerja mendirikan Taman Baca, tapi kami berinisiatif merapihkan Perpustakaan yang ada di Madrasah untuk dijadikan "Taman Baca". Tidak sedikit kami dari peserta Pengabdian BEM FE UNSERA 2017 turut memberikan buku-buku yang ia miliki untuk sumbangsih merealisasikan 'Taman Baca' di Madrasah tersebut. Semoga buku-buku yang kami berikan dapat bermanfaat.
Mereka mempunyai semangat tinggi untuk membaca diantara keterbatasan yang ada. Merekalah anak-anak di pelosok pesisir desa. Mungkin kita bisa melihat dunia melalui ilmu yang kita punya, tapi mereka tidak seberuntung itu. Mari wujudkan mereka untuk mewujudkan mimpi dengan adanya 'Taman Baca' yang kita realisasikan.
Ini baru titik mula konstribusi kami, pasca TOT Pengabdian BEM FE UNSERA
2017 di Masyarakat Desa Lontar. Terkhusus bidang Pendidikan, menanamkan
ketertarikan mereka tentang ilmu pengetahuan dan semangat mereka untuk
bermimpi tinggi. Sehingga tak ada lagi anggapan bahwa sekolah hanya
buang-buang uang, tapi sekolah adalah tabungan masa depan.
Suatu saat nanti saya akan merindukan anak-anak yang bermain bola diperlantaran posko di sore hari.
Apalagi bila teringat anak-anak yang kami ajarkan di Madrasah Al-Mu'min, yang ketika anak-anak ngomong dengan polosnya, "Kak disini sampai kapan?", "Jangan pulang ya, pengen belajar sama kakak aja..", "Iya nanti daya pingin jadi mahasiswa juga". Saya teramat menikmati saat-saat memberikan mereka kebebasan untuk berekspresi dan berimajinasi.
Apalagi bila teringat anak-anak yang kami ajarkan di Madrasah Al-Mu'min, yang ketika anak-anak ngomong dengan polosnya, "Kak disini sampai kapan?", "Jangan pulang ya, pengen belajar sama kakak aja..", "Iya nanti daya pingin jadi mahasiswa juga". Saya teramat menikmati saat-saat memberikan mereka kebebasan untuk berekspresi dan berimajinasi.
- Agi Dwi Putra
- Khairul Anwar
- Khoiriyyatun Ni'mah
- Vivi Anggraini
- Wakiatunnisa
- Nurul Hidayah
- Eka Iswanda
- Yulianingsih
- Pengajaran pengetahuan
- Mengajar Mengaji
- Pembuatan kreatifitas celengan dari botol aqua
- Lomba Cerdas Cermat
Dan
pada akhirnya, yang menjadi tantangan adalah bagaimana berbicara di
depan anak-anak. Itu lebih sulit dibandingkan dengan berbicara di depan
dosen atau mahasiswa. Karena bertahun-tahun selalu berhubungan dengan
orang sebaya atau bahkan lebih tua. Jarang sekali dengan anak-anak.
Yang menjadi tantangan adalah bukan seberapa banyak materi itu dipahami.
Tapi adalah bagaimana anak-anak itu antusias dengan adanya saya di
depan mereka.
Yang menjadi tantangan adalah bahasa. Kita tak saling mengetahui bahasa
apa yang kita pakai. Kadang lucu juga melihat tingkah mereka. Dan mereka adalah tempat belajar banyak hal setelah rumah dan kampus
BIDANG PENDIDIKAN CREW, Terimakasih
sudah menjadi bagian tim yang solid dalam menjalankan program kerja. 14
hari mengabdi kepada masyarakat Desa Lontar. Semoga apa yang kita
lakukan ada manfaatnya, dan semoga pengabdian ini tidak berhenti sampai
disini saja.
Mungkin bagi aku, kamu dan kita, ini adalah sebagian kecil yang bisa dilakukan untuk sesama. Inilah langkah kecil kami di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa . Semoga apa yang kita implementasikan bisa bermanfaat dan membawa perubahan yang positif. Walaupun kecil setidaknya kami sudah melangkah. Ucapkan terimakasih juga untuk Bidang Ekonomi, Bidang Kesehatan, dan Bidang Sosial & Budaya yang sudah bahu membahu membantu program kerja kami.
Terimakasih kawan seperjuangan PENGABDIAN BEM FE UNSERA 2017. Baik TOT angkatan Villa Kaong ataupun angkatan Kramat yang sudah mengukir cerita bersama, cerita yang tidak selalu tentang kebahagiaan yang ada di dalamnya, melainkan tentang kerasnya sebuah perjuangan yang kita lakukan
Terimakasih untuk para senior KBM FE dengan segala bentuk perlindungan, perhatian, dan motivasi.
Layaknya sebuah keluarga yang selalu memberikan kehangatan. Sekali lagi, terimakasih KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SERANG RAYA.
Kata apapun tidak bisa menggambarkan bahagianya ketika bersama kalian.
"Cetaklah sejarah yg bermanfaat utk masyarakat banyak, agar bisa terus dikenang dikemudian hari." -Mbuse Cs-
14 hari 13 malam di pesisir desa. Berkelana mengabdi bersama KBM FE. Semesta, terima kasih ilmunya :)
"KITA TIDAK SEDARAH TAPI KITA LEBIH DARI KELUARGA"
Pojokan posko, 5 Agustus 2017
14 hari 13 malam di pesisir desa. Berkelana mengabdi bersama KBM FE. Semesta, terima kasih ilmunya :)
"KITA TIDAK SEDARAH TAPI KITA LEBIH DARI KELUARGA"
Pojokan posko, 5 Agustus 2017
No comments:
Post a Comment