Sunday, August 27, 2017

Diskusi Malam KBM-UNSERA

Keluarga Besar Mahasiswa Unsera
Pertemuan Silaturahmi KELUARGA BESAR  MAHASISWA-UNSERA dibuka oleh Presma Unsera (Kang Muhron) pada jam 20.30 dihadiri oleh seluruh ormawa yang berada di bawah naungan KBM-U. Kegiatan ini bertemakan "Menjaalalin Silalaturahmi Keluarga Besar Mahasiswa Unsera". Yang bertempat di Lapangan Parkir Unsera (26/08/17)

Dalam Silaturahmi ini saya mengharapkan kampus tercinta kita bisa lebih baik untuk kedepannya dengan proker yang sudah ada. Ujar (Yuliawati) selaku ketua pelaksana

Mahasiswa mana yang tidak mau kampus tercinta nya maju dan berkembang? Tentu semua itu sangat diharapkan oleh mahasiswa, Khusus nya Mahasiswa Unsera.

Maka dari itu "Kita coba untuk menuangkan pemikirin terkait P2S dalam silaturahmi pada malam hari ini" ucap kang Badrus (gubernur Fakultas Ekonomi)

Banyak dari perwakilan ormawa yang beradu argumen pada saat diskusi, semua itu bertujuan untuk konsepan P2S Universitas.
Ormawa yang berada di bawah naungan Keluarga Besar Unsera, mengrapkan ada perubahan terhadap Fakultas maupun Universitasnya. Mengharapkan untuk kedepannya bisa lebih baik dari sebelum nya.
"Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mengubahnya"

"Sebelum kita rubah untuk Fakultas dan Universitas, coba kita balikan kepada diri kita masing-masing. Kita rubah dulu nih diri kita, maka dengan itu kita bisa rubah Fakultas serta Universitas untuk lebih baik dari yang sebelumnya" ucap kang Muhron (Presma Unsera)

Seperti apa yang di katakan oleh salah satu ormawa "kita disini jangan hanya sekedar berdiskusi saja, kita disini harus melakukan tindakan lalu mendobraknya atas dasar apa yang sudah kita punya"


"Saya harap untuk kedepannya, untuk semua ormawa yang ada di bawah naungan KBM-UNSERA. Harus solid dalam diskusi bareng di kegiatan Silaturahmi selanjutnya" ucap Presma sekaligus menutup acara ini.



Editor : Manajemen 😊

Wednesday, August 16, 2017

Saat IPK-mu Tak Sesuai Ekspektasi


“Berapa IPK kamu sekarang nak ?”
“NGGGGG…”
“Berapa nak ?”
“Jelek, Pak.”
*Bapak pun mengerutkan dahi*

IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif kerap dianggap sebagai separuh nyawa mahasiswa (separuhnya lagi mungkin uang bulanan dari orang tua). Selain jadi bukti pada orang tua kalau kamu niat kuliah, IPK juga adalah standar persaingan prestasi antar mahasiswa dan syarat pertama yang biasa dipatok perusahaan dalam mencari karyawan. Wajar jika kamu berusaha mati-matian untuk mendapatkan IPK yang cemerlang.

Namun apa daya, setelah berusaha keras, kamu harus menghadapi kenyataan bahwa IPK-mu tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Tak jarang, ini membuatmu putus asa.

Anggaplah kuliah itu seperti menu makan: IPK adalah nasinya, pengembangan skill dan pola pikir lauk-pauknya. Mendewakan IPK sama halnya dengan hanya memakan nasi — kamu akan kurang gizi.
Bicara tentang IPK memang selalu memberikan sensasi tersendiri bagi mahasiswa. Saat IPK naik, kamu akan girang bukan main. Saat IPK terjun bebas, kamu akan merasa kiamat sudah dekat.
Bukannya IPK itu tidak penting sama sekali, tapi tujuan kuliah bukan hanya mendapatkan IPK “dewa”. Tak kalah pentingnya dari IPK adalah soft skill serta pola pikir yang kamu dapatkan selama proses perkuliahan.
Jika kamu tak puas dengan IPK-mu yang sekarang, bisa jadi sebenarnya dalam hati kamu adalah orang yang punya ambisi. "Jadi anak muda itu harus penuh dengan ambisi". Mungkin kamu gagal mendapatkan prestasi akademik secemerlang harapan karena kamu begitu sibuk menyalurkan ambisimu di tempat-tempat lain, misalnya organisasi kampus atau komunitas hobi di kotamu.

Menangisi IPK hanya akan membuatmu lupa bahwa kamu punya potensi-potensi yang tak bisa diterjemahkan ke dalam angka-angka. Cobalah tilik lebih dalam ke dirimu sendiri, bukankah dari kegiatan berorganisasimu selama ini, kamu telah menempa pola pikir dan soft skill yang dibutuhkan sebagai seorang profesional?
Dengan mengembangkan soft skill dan pengalaman, jangan heran JIKA KAMU bisa menjadi kandidat yang dicari banyak perusahaan. Di lain sisi, dengan pola pikir yang maju kamu pun bisa membuat masa depan yang cerah tanpa harus mengandalkan apa yang tertera dalam ijazah. Setiap orang pasti punya keunggulannya masing-masing. Haram hukumnya untuk cepat menyerah hanya karena IPK yang tidak summa cum laude.

Kawanku, salah satu kunci sukses adalah fokus pada tujuan
Fokus bukan berarti melihat lurus ke depan tanpa melihat lingkungan sekitar
Fokus bukan berarti terus berpandangan ke depan tanpa mau melihat ke belakang
Tetaplah menjadi pribadi yang peduli dan ikhlas berbagi saat melihat sekeliling kita perlu bantuan baik mental maupun materi
Tetaplah melihat ke belakang sesekali
Carilah ilmu yang bisa digali
Agar kegagalan tidak lagi terjadi

Kawanku, tentu kalian pernah melihat, bagaimana seorang mahasiswa yang fokus studi mengorbankan waktu untuk mempelajari materi kuliah hingga berubah menjadi manusia tanpa rasa peduli
Hari-hari jadi tidak ternikmati
Kurang bergaul kurang komunikasi
Setelah lulus ternyata gelar dan ipk tinggi
Tak mampu mengantarkan pada kesuksesan yang hakiki.

Kawanku, sukses adalah sebuah fokus tujuan yang harus disertai keseimbangan, seimbang antara waktu untuk mempelajari tujuan, beribadah, mencari teman, berorganisasi.
Semuanya penting untuk membantumu menggali potensi diri.

Editor : M. Manajemen A4
Publish : KBM FE

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Bidang Pendidikan Crew


Literasi By : Khairul Anwar
 
  Kegiatan pengabdian ini hanya bagian kecil dari beberapa rangkaian perjalanan selama menempuh dunia pendidikan. Jika ini kegiatan "pra-syarat" yang diadakan lembaga eksekutif pasca TOT BEM Fakutas Ekonomi Universitas Serang Raya, maka mau tidak mau memang harus dilaksanakan. Namun setelah sampai dilokasi dan mulai berbaur dengan masyarakat sekitar, rasa-rasanya kata "pra-syarat" itu jadi tidak ingat lagi.
Pesan dari Kang Muhron, Presiden Mahasiswa UNSERA, "Menjalankan Pengabdian harus ikhlas dengan tulus".
Karena memang harus membangun rasa rasa ikhlas yang tinggi dalam pengabdian ini,  karena kunci dari keberhasilan sebuah pengabdian adalah ikhlas. Jangankan pengabdiannya maksimal, sekalipun tidak maksimal, akan tetap ada rasa senang karena sudah mendapatkan rasa cinta melalui sifat ikhlas tersebut. Bawalah makna dan kebermanfaatan disetiap langkah. Karena  yang terpenting bukan mengenai apa yang kita dapatkan, melainkan apa yang mampu kita implementasikan.

Dan kita sudah 2 minggu bernaung dibawah atap yang sama. Menggunakan kamar mandi yang sama, sekaligus dengan legowo memberikan antrian mandi ataupun akan rindu memasak untuk 3 porsi nampan untuk makan dalam 34 peserta "Pengabdian BEM FE 2017". 

"Pengabdian berbeda dengan KKM. Meskipun konteksnya sama 'Mengabdi'. KKM mau tidak mau dilakukan karena untuk syarat kelulusan, sedangkan 'Pengabdian BEM' atas dasar cinta mengabdi kepada masyarakat." -Kang Mbuse-

Tidak terlalu ambisius dalam menjalani Pengabdian BEM FE ini, lebih suka menikmati arus yang mengalir atau angin yang berhembus. Tidak ada yang bilang kami semua selalu tenang, ada kalanya terjadi pergolakan di forum rapat evaluasi. Layaknya bapak-bapak Desa Lontar  yang sangat mencintai jala ikannya, kami juga mencintai bagaimana kami berproses di desa ini.

Di awal-awal hari pengabdian, Kang Hamzah selaku ketua MPM UNSERA sekaligus senior KBM FE berpesan kepada peserta Pengabdian;

"Kedatangan kita disini harus bisa mengatasi solusi permasalahan yg ada di desa ini."

Mungkin kalimat dari ketua MPM UNSERA itu sekaligus tugas buat kita semua untuk mengatasi permasalahan yang ada di desa Lontar, khususnya di Pendidikan yang mayoritas anak-anak masih belum bisa membaca bahkan yang lebih sedih 'buta huruf'.
Indonesia dan masalah ibarat dua sisi mata uang yang saling bersisian, sulit dipisahkan. Sudah 70 tahun Indonesia merdeka, namun sejatinya Indonesia belum merdeka. Pada hakikatnya, merdeka berarti bebas dari belenggu dan kesulitan serta hidup sejahtera. Ironisnya kehidupan rakyat Indonesia masih terbelenggu oleh kemiskinan, kebodohan, degradasi moral, dan sederet masalah lain. Semua polemik tersebut tidak terlepas dari peran pendidikan dalam membangun bangsa dan negara. Pendidikan adalah cara yang dapat membuat manusia menjadi bebas: bebas merasakan pengetahuan, bukan sekedar ilmu pengetahuan dalam retorika belaka, melainkan pengetahuan akan makna kehidupan dan bagaimana mengisi kehidupan.
Dan kami di percaya di bidang Pendidikan setidaknya bersinergi untuk membantu pendidikan yang ada di Desa Lontar, dan terimakasih buat bapak Pikan selaku penanggung jawab Madrasah Al-Mu'min yang sudah menerima kedatangan kami untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah.
Ketidakmerataan akses pendidikan di di pelosok desa ini mendorong mahasiswa untuk mengabdikan diri kepada masyarakat melalui "Pengabdian BEM FE UNSERA 2017"
Dan, kita (Bidang Pendidikan) berjuang memperbaiki pendidikan juga dengan asa. 
Cerita kami menularkan semangat, semangat kami adalah pengabdian. Inilah mahasiswa, sebuah optimisme bagi kegemilangan. 
Kami hanya mengharap upah berupa pengalaman, mencari jati diri melalui Pengabdian. Mengabdi atas nama cinta melalui KBM FE dengan dasar hati nurani melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat, kami tunjukan dengan kesungguhan. Tak sekedar indeks, melainkan kami dapatkan nilai kehidupan.

Dibalik berbagai kisah perjalanan kami menempuh bidang pendidikan di pengabdian BEM FE ini, ada satu kisah yang akan terus saya ingat, entah hingga akhir hayat nanti. Sejak saat itu saya sadar, jangan pernah menyerah menggapai impian. Ketika melakukan pengajaran mengaji, dan dilanjut dengan sharing bersama Bapak Pikan beserta murid-muridnya. 
Tinggal di kampung terpencil, akses transportasi maupun jaringan seluler yang minim membuat bocah ini tumbuh memiliki impian yang tinggi.
"Cita-cita saya pengen jadi presiden," 
Jujur saat itu saya kaget, keterbatasan yang dimiliki menjadi semangat juang yang tak terhenti.
Entahlah disaat bersamaan kita harus selalu bersyukur atas semua yang Tuhan berikan. Kelak ketika kita menjadi seorang "pemimpi(n)", kita masih harus belajar kepada bocah ini, bocah yang memberi kita banyak pelajaran hidup.

Sebagai orang yang diberi kemampuan, marilah kita menjaga semangat mereka dan mengajarkan mereka arti sesungguhnya dari perjuangan dan sikap pantang menyerah. Tak perlu khawatir karena cobaan dan rintangan akan terus menghampiri dalam bentuk apapun, tetapi sudah menjadi pilihan setiap dari kita untuk menentukan bagaimana cara menghadapinya. Hal ini pula penting untuk diajarkan kepada mereka terkhusus anak-anak agar kelak mampu menyikapi suatu persoalan dengan bijaksana. Kita tentu dapat membantu mereka menjadi seorang penakluk dunia dengan berbagai hal, salah satunya adalah memperjuangkan pendidikan mereka dengan membantu mengajar dan mengaji di Madrasah Al-Mu'min. Mungkin kata itu terdengar sederhana, “mengajar”, tetapi pepatah mengatakan sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Maka dari itu, taruhlah keyakinan bahwa hal tersebut pasti akan tercapai! Dengan demikian, berkat usaha keras dan hati tulus Saudara, ya, mereka akan menjadi penakluk dunia yang mampu memasang senyum paling bermakna di wajahnya.

Selama 2 minggu mengabdi, perubahannya begitu signifikan. 
"Saya lancar membaca berkat kakak mahasiswa UNSERA."  Ujar Rohim, bocah kelas 5 SD sekaligus anak didik kami.

Ada suatu kebanggaan tersendiri dimana bocah itu ngomong dengan polosnya didepan kita, merasa tersentuh dimana progran kerja Bidang pendidikan kami membuahkan hasil yang positif. Disisi lain, bocah-bocah yang sebelumnya setiap sore nongkrong-nongkrong tidak jelas, kini mereka membaca buku setiap sore dan belajar di Madrasah Al-Mu'min. Bahkan mereka sering sekali berbagi kisah dengan bercerita kepadaku.


Meskipun tidak ada program kerja mendirikan Taman Baca, tapi kami berinisiatif merapihkan Perpustakaan yang ada di Madrasah untuk dijadikan "Taman Baca". Tidak sedikit kami dari peserta Pengabdian BEM FE UNSERA 2017 turut memberikan buku-buku yang ia miliki untuk sumbangsih merealisasikan 'Taman Baca' di Madrasah tersebut. Semoga buku-buku yang kami berikan dapat bermanfaat.
Mereka mempunyai semangat tinggi untuk membaca diantara keterbatasan yang ada. Merekalah anak-anak di pelosok pesisir desa. Mungkin kita bisa melihat dunia melalui ilmu yang kita punya, tapi mereka tidak seberuntung itu. Mari wujudkan mereka untuk mewujudkan mimpi dengan adanya 'Taman Baca' yang kita realisasikan.


Ini baru titik mula konstribusi kami, pasca TOT Pengabdian BEM FE UNSERA 2017 di Masyarakat Desa Lontar. Terkhusus bidang Pendidikan, menanamkan ketertarikan mereka tentang ilmu pengetahuan dan semangat mereka untuk bermimpi tinggi. Sehingga tak ada lagi anggapan bahwa sekolah hanya buang-buang uang, tapi sekolah adalah tabungan masa depan. 

Suatu saat nanti saya akan merindukan anak-anak yang bermain bola diperlantaran posko di sore hari.
Apalagi bila teringat anak-anak yang kami ajarkan di Madrasah Al-Mu'min, yang ketika anak-anak ngomong dengan polosnya, "Kak disini sampai kapan?", "Jangan pulang ya, pengen belajar sama kakak aja..", "Iya nanti daya pingin jadi mahasiswa juga". Saya teramat menikmati saat-saat memberikan mereka kebebasan untuk berekspresi dan berimajinasi.

BIDANG PENDIDIKAN CREW (Pengabdian BEM FE UNSERA 2017)

  • Agi Dwi Putra
  • Khairul Anwar
  • Khoiriyyatun Ni'mah
  • Vivi Anggraini
  • Wakiatunnisa
  • Nurul Hidayah
  • Eka Iswanda
  • Yulianingsih
Program kerja yang kami jalankan;

  • Pengajaran pengetahuan
  • Mengajar Mengaji
  • Pembuatan kreatifitas celengan dari botol aqua
  • Lomba Cerdas Cermat

Dan pada akhirnya, yang menjadi tantangan adalah bagaimana berbicara di depan anak-anak. Itu lebih sulit dibandingkan dengan berbicara di depan dosen atau mahasiswa. Karena bertahun-tahun selalu berhubungan dengan orang sebaya atau bahkan lebih tua. Jarang sekali dengan anak-anak.
Yang menjadi tantangan adalah bukan seberapa banyak materi itu dipahami. Tapi adalah bagaimana anak-anak itu antusias dengan adanya saya di depan mereka.
Yang menjadi tantangan adalah bahasa. Kita tak saling mengetahui bahasa apa yang kita pakai. Kadang lucu juga melihat tingkah mereka. Dan mereka adalah tempat belajar banyak hal setelah rumah dan kampus
BIDANG PENDIDIKAN CREW, Terimakasih sudah menjadi bagian tim yang solid dalam menjalankan program kerja. 14 hari mengabdi kepada masyarakat Desa Lontar. Semoga apa yang kita lakukan ada manfaatnya, dan semoga pengabdian ini tidak berhenti sampai disini saja. 

Mungkin bagi aku, kamu dan kita, ini adalah sebagian kecil yang bisa dilakukan untuk sesama. Inilah langkah kecil kami di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa . Semoga apa yang kita implementasikan bisa bermanfaat dan membawa perubahan yang positif. Walaupun kecil setidaknya kami sudah melangkah. Ucapkan terimakasih juga untuk Bidang Ekonomi, Bidang Kesehatan, dan Bidang Sosial & Budaya yang sudah bahu membahu membantu program kerja kami.

Terimakasih kawan seperjuangan PENGABDIAN BEM FE UNSERA 2017. Baik TOT angkatan Villa Kaong ataupun angkatan Kramat yang sudah mengukir cerita bersama, cerita yang tidak selalu tentang kebahagiaan yang ada di dalamnya, melainkan tentang kerasnya sebuah perjuangan yang kita lakukan
Terimakasih untuk para senior KBM FE dengan segala bentuk perlindungan, perhatian, dan motivasi.
Layaknya sebuah keluarga yang selalu memberikan kehangatan. Sekali lagi, terimakasih KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SERANG RAYA.
Kata apapun tidak bisa menggambarkan bahagianya ketika bersama kalian.
"Cetaklah sejarah yg bermanfaat utk masyarakat banyak, agar bisa terus dikenang dikemudian hari." -Mbuse Cs-

14 hari 13 malam di pesisir desa. Berkelana mengabdi bersama KBM FE. Semesta, terima kasih ilmunya :)

"KITA TIDAK SEDARAH TAPI KITA LEBIH DARI KELUARGA"

Pojokan posko, 5 Agustus 2017

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Musikalisasi Selembar Puisi Perpisahan


Perpisahan selalu meriringi setiap pertemuan. Sedih memang terlebih kita berpisah dengan orang-orang yang telah memberikan makna dalam hidup.
Seperti contohnya kawan kita, Ernawati Sari, saat perpisahan Pengabdian Kepada Masyarakat KBM Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya tak kuasa menahan kesedihan saat membacakan puisi ketika harus berpisah dengan warga desa Lontar yang sudah ia abdi. Sampai pada konklusi bagi setiap batin yang kiranya disimpulkan masing-masing dengan sadar. Satu diantaranya, sebuah kehormatan bagi kami menempuh perjalanan mengabdi untuk Desa Lontar. 
Terimakasih atas segenap dedikasi dan kerjasama yang telah dijalin. 
Pamit,
Dari : KBM FE UNSERA 2017
Untuk : Desa Lontar
"Kenangan Mengabdi"
Pembacaan puisi : Ernawati 
Instrumen musik : Aldi Haris Firdaus
Karya puisi : Ernawati & Khairul Anwar


"Dari kalian aku bisa menuliskan sebuah kisah, 
Pada lembaran-lembaran yang terpisah,
Dari sudut pandang dari segala arah,
Hingga titik dimana kami mulai lelah.

Kepada kalian yang selalu ada,..
Ingatlah adik-adik pertemuan awal kita,
Kalian begitu menyambut kami bahagia kecil ini.
Mulai terlihat, dari senyum tipis dibibir,
Mata yang bersinar melihat adik-adik yang begitu senang dengan kedatangan kami..

Waktu berjalan begitu cepat, 
Hari demi hari kita lewati bersama.
Belajar, bermain, tertawa, bahkan menangis, 
Membuat kenangan disini.

Kami senang mengabdi disini :)
Banyak ilmu baru yang kami terima,
Banyak pengalaman baru yang kami dapat,
Banyak masyarakat sini yang menyapa kami.

Kami pamit yaa..
Maksud kami, bukan untuk meninggalkan.
Tapi karena kami harus melanjutkan tanggung jawab ditempat lain.

Kita tahu,
Kalian bukan menanti kita untuk dikasihani,
Kalian hanya butuh kita untuk mendampingi,
Memberi tahu yang tidak tahu, 
Melengkapi yang belum tepat.
Itulah makna berbagi.
Kita pamit ya,..
Kita hanya bisa diam,
Ketika kalian lontarkan tanya demikian, 
"Kak, nanti kapan-kapan kesini lagi ya,.."
Kalimat itu membuat mata ini bersinar,
Membuat senyum tipis dibibir.

Adik-adik setelah besar nanti,
Kalian harus seperti kami..
Bahkan lebih dari kami..
Menjadi seseorang yang bermanfaat,
Menjadi seseorang yang disenangi banyak orang.

Kami titip ilmu yang sudah kami berikan ya,..
Kami akan rindu kalian..
Hanya melihat gambar kecil dibingkai,
Kerinduan itu sejenak hilang.

Kita pamit yaa,..
Kita hanya bisa diam,
Ketika kalian lontarkan tanya,
"Kak, sering kesini yaa,.."
Maafin kita ya,..
Yang tidak selalu ada buat kalian,
Terimakasih telah menjadi bagian terindah dilembaran hari-hari kami."
Dari kami, 
"Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya."
Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Lebih dari Keluarga.

Literasi By : Khairul Anwar

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Pengabdian di Ujung Utara Pesisir


Literasi By : Khairul Anwar (31216223)
 
22 Juli 2017, masih ingat betul kala itu kami diterjunkan dilokasi Pengabdian Kepada Masyarakat, di desa Lontar. Prosesi penerjunan yang cukup ribet tapi tak mengurangi semangat kami untuk memulai Pengabdian selama dua minggu kedepan. Parkiran kampus menjadi saksi keberangkatan kami menggunakan kendaraan roda dua. Sesampainya disana, kami disambut dengan hangat oleh warga terutama anak-anak.
Kami bangga dengan yang kami lakukan. Untuk beberapa alasan kami mempercayai bahwa kami luar biasa dalam menjalankan PKM yang kami (sendiri) juluki "pengabdian angkatan cireng"
Kebanggaan itu adalah bahwa kami melaksanakan PKM di tempat yang bukan biasa, disebuah pulau terpencil yang tentu bukan hal yang mudah untuk melakukanya. Selain itu kami bangga dengan program-program yang kami lakukan (kami klaim) berhasil dengan indikator yang sudah kami tentukan sebelumnya. Dan tentunya kami juga bangga karena proses untuk program PKM di desa lontar juga bukan proses yang mudah dan singkat. Kami sudah mengawalinya 2 bulan persiapan sebelum waktu pelaksanaan. Mulai dari survei lokasi, rapat, pembagian bidang, merumuskan program, mencari dana dan berbagai hal lain.
 Apa yang kami lakukan adalah bagian dari tanggung jawab kami sebagai mahasiswa untuk masyarakat. Sebuah upaya kecil kami untuk berkontribusi sesuai dengan yang kami mampu. Dan tentu bukan hal yang luar biasa.

Selain itu, kami tersadar bahwa kami yang lebih banyak belajar kepada masyarakat di lontar. Kami belajar kepada Bu Munawaroh, istri kaur perencanaan Desa Lontar. Seorang ibu-ibu yang sangat tulus tanpa pamrih dalam membantu program kerja bidang konomi untuk pelatihan produk cireng dari rumput laut. Beliau luar biasa. Membantu keperluan bidang ekonomi sehari-hari selama PKM tanpa meminta imbalan apapun.

Kami belajar keikhlasan kepada bapak ustadz Pikan, yang mengajar ngaji puluhan murid tanpa berharap imbalan dari mereka. yang selalu mendoakan kami. Dan mengenalkan kami terkait polemik pendidikan yang ada di desa Lontar. Sekaligus menerima dan mempercayai bidang pendidikan untuk dipercayai mengajar dan belajar bersama di madrasah Al-Mu'min.
Kami belajar kesabaran dari seorang bapak-bapak nelayan desa lontar, yang selalu bersyukur dan sabar dalam melaut dengan hasil yang tidak pasti. Kesabaran beliau ajarkan kepada kami yang selalu tergesa dalam keingginan.

Untuk hal-hal yang tidak dapat kami pelajari di kampus dan untuk semua pelajaran dan pengalaman dari pulau kecil ini kami sangat berterimakasih. Setelah selesai Pengabdan kami masih merasakan dan bahkan menemukan kembali pesan-pesan tersirat dari warga desa lontar.

Tak banyak yang bisa kami persembahkan untuk lontar, namun kami yakin inilah kontribusi nyata dari kami yang insya Allah akan bermanfaat kedepannya. Akhirnya terimakasih saya ucapkan kepada perangkat desa dan seluruh elemen masyarakat Desa Lontar, para SC dan senior selaku pembimbing, panitia dan teman-teman seperjuangan di PKM KBM FE yang tak bisa disebutkan satu persatu. Jujur Saya bangga bisa berjuang bersama teman-teman semua.
Terimakasih Lontar untuk kesempatannya mengabdi dan berkontribusi. Terimakasih Lontar untuk kesempatannya mengilmu kehidupan ini. Lontar telah memberikan kami hal yang jauh lebih berharga dari apa yang kami lakukan selama disana, dan terimakasih Lontar atas segala kisah penuh kesan yang tentunya tak akan pernah kami lupakan :)

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Cita dan Surat dari Anak Pesisir untuk Kakak KBM FE


"Pengabdian Kepada Masyarakat adalah suatu kegiatan rutin setiap tahun yang diselenggarakan oleh Badan Eksektutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya. Tahun ini bertempat di Desa Lontar, dan akan dilakukan oleh generasi KBM FE ditahun selanjutnya." Ujar Rizky Badrussalam, gubernur Fakultas Ekonomi, dalam sambutan closing ceremony.

Pengabdian Kepada Masyarakat KBM FE tersebut dilakukan selama 2 minggu, dengan konsep mahasiswa terjun langsung di masyarakat desa tempatnya PKM tersebut dengan berbagai bidang, diantaranya Bidang Ekonomi, Bidang Pendidikan, Bidang Sosial & Budaya dan Bidang Kesehatan.

Dari jangka waktu tersebut, hal yang paling mengharukan adalah saat masa Pengabdian selesai dan harus berpisah dengan masyarakat di tempat PKM yang telah dua minggu seperti keluarga sendiri.
Seperti halnya dengan kita. Kelurga Besar Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNSERA dimana hari-hari terkahir masa PKM nya rupanya mendapat surat dari adik-adik di tempatnya PKM yang berisi curahan hati adik-adik tersebut, dengan tulisan yang masih semrawut dengan polosnya menggunakan kosa kata yang bikin senyum-senyum sendiri sekaligus sedih membacanya. Saya beserta kawan-kawan peserta Pengabdian Kepada Masyarakat KBM FE khususnya Bidang Pendidikan mendapatkan sehelai surat dari adik-adik murid Madrasah Al-Mu'min


Dari: Ibnu, kelas 6 SD
"Kepada kakak-kakak mahasiswa, yang saya sayangi kak Anwar.
Saya ucapkan banyak terima kasih atas semua kakak ajarkan kepada saya."

Dari : Firman, kelas 5 SD
"Assalamualaikum kak Anwar,
Jangan tinggalkan kita semua. Aku masih sayang sama kak Anwar. Jangam lupain kita semua,
Kak Anwar sebagai kakak aku sendiri.
Itu doang suratnya,
Assalamualaikum waroh matuwloh hi wabarokatuh."

Dari : Rohim, kelas 5 SD
"Kak Anwar jangan pulang kalau pulang aku akan menangis jangan pergi kak Anwar.
Terima kasih kak Anwar sangat membantu aku belajar, aku samgat sedih kalau ditinggal kak Anwar aku menangis terus-terusan, aku akan merindukan kak Anwar, aku sangat sedih sekali.
Terima kasih kak anwar, selamat tinggal."

Dari : Surat Kedua Rohim, kelas 5 SD
"Assalamualaikum, 
Kak anwar terima kasih kepada kak anwar telah mengajar saya, selamat tinggal hati-hati dijalan ka anwar. Aku ingin kak anwar mengajar lagi disini. Aku ingin kak anwar mengajar lagi sampai aku bisa jadi polisi.
Kak Anwar,
Kak Putra,
Kak Nik,
Kak Wakia,
Kak Delfi,
Kak Vivi,
Kak Erna ompol,
Kak Nurul,
Terimakasih semuah.."

Dan masih banyak lagi surat-surat yang saya dapat dari adik-adik pesisir desa namun tidak bisa saya paparkan disini.

Banyak anak-anak kecjl yang hebat dengan cita-cita yang luar biasa disekitar lingkungan tempat kami mengabdi, yaitu desa Lontar. Cita-cita yang di pilih anak-anak tersebut mungkin kebanyakan di pengaruhi oleh televisi. Tapi kami menemukan beberapa anak dengan cita-cita yang berbeda. Mereka memilih profesi yang dekat dengan mereka dan secara nyata berada di sekeliling mereka
Dennis anak kelas 5 SD berkulit sawo ini bercerita ingin menjadi petani. Alasannya agar dia dapat menyediakan beras bagi semua orang
Ibnu Sulton, kelas 6 SD yang bercita-cita ingin menjadi ustadz. Dan benar memang dia keukeuh dalam cita-citanya, sering saya melihat dia menjalankan solat subuh di mushola deket rumahnya.

Rohim namanya, kelas 5 SD dengan bentuk tubuh yang besar dan kekar berbeda jauh dengan teman sebayanya. 
"Rohim pengen jadi polisi, biar bisa nembak maling." Jawabnya dengan mimik muka yg polos.
Refi, kelas 5 SD. Bocah ini ngefans sama kakak peserta PKM KBM FE yaitu Teh Eriska. Dia berkeinginan untuk menjadi pesepak bola dan menyukai pemain bola terkenal, Cristiano Ronaldo. Saya tak jarang tiap sore ikut bermain bola bersama Refi dkk diperlantaran posko meskipun dengan menggunakan bola plastik.

Keramahan dari warga sekitar khusunya anak-anak membuat saya dan kawan-kawan Pengabdian Kepada Masyarakat KBM FE yang lain merasa nyaman. Mereka membuat kami seakan-akan bagian dari mereka. Kedekatan kami pun dengan anak-anak disekitar lingkungan membuat kami dan mereka cukup merasakan kesedihan ketika masa "Pengabdian" telah usai.

Tidak ada harapan lain selain kegembiraan sebagai satu-satunya cara untuk kami berpisah dengan Desa Lontar. Semoga karya, kontribusi dan cinta kami disini dapat selalu dikenang sebagai memori baik oleh warga sebagaimana kami akan selalu mengingat Desa Lontar sebagai rumah inspirasi kami.
 
Literasi By : Khairul Anwar (31216223)

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Menyalakan Inspirasi Melalui Taman Baca


Literasi By : Khairul Anwar (31216223)
 
Program pembuatan perpustakaan Taman Baca Madrasah Al-Mu'min ini berawal dari hasil pengamatan Bidang Pendidikan Crew sejak kami survei lokasi dan ditempatkan di Desa Lontar untuk kamj abdi. Jauh hari sebelum pelaksanaan pengabdian, kawan-kawan peserta pengabdian survei tempat lokasi di Desa Lontar, dan Bidang Pendidikan Crew mendapat sasaran untuk mengajar selama pengabdian, yaitu di Madrasah Al-Mu'mu'min. Dan kami sedikit berbincang dengan Bapak Ustadz Pikan selaku pimpinan madrasah.
"Lumayan ada perpustakaan, tapi kok yaa berantakan banget," ujar Vivi Anggraini, saat survei lokasi ke madrasah.
"Nah nanti kita rapihkan dan jadikan taman baca." Wakiatunnisa, sambutnya.
Kami melihat bahwa mayoritas anak didik bapak ustadz pikan kekurangan dan kesulitan mengakses bahan bacaan yang bermutu. Padahal kita yakin bahwa buku tidak hanya berfungsi sebagai jendela dunia, tetapi juga menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi anak-anak untuk bermimpi. Mengetahui betapa pentingnya buku dan melihat kebutuhan yang sangat tinggi terutama untuk anak-anak di pelosok Indonesia, maka Bidang Pendidikan ttergerak untuk mengadakan program perpustakaan.

“Ide dasar program ini adalah bukan sekedar mengajak peserta PKM untuk menyumbang buku, tetapi mengajak untuk ikut membangun, memiliki, dan mengembangkan perpustakaan di pelosok Indonesia."
Kadang rasa penat timbul setiap kali melihat pemberitaan berbagai masalah yang terjadi di negeri ini. Morat-marit ekonomi, carut marut hukum, intrik politik, bentrok ideologi, krisis budaya, serta ketimpangan sosial dan pendidikan. Sudah terlalu banyak opini yang lebih cenderung berisi keluhan. Sudah ada banyak argumen kritis dan tawaran alternatif solusi dari berbagai pihak. Solusi yang sayangnya lebih sering berujung menjadi tumpukan ide yang tidak pernah terealisasi. Solusi fantastis yang akhirnya justru menjadi utopis karena selalu dibuntutui rasa pesimis. Sungguh, sudah terlalu banyak orang yang mengeluh dalam kegelapan, sudah ada banyak orang kritis yang duduk, berpikir, dan berbicara tentang kegelapan. Tapi, ada berapa banyak orang yang berdiri dan bergerak untuk membuat cahaya? Berapa banyak orang yang lebih memilih melakuakn tindakan? Mencari dan menyalakan lilin walaupun tahu bahwa cahayanya tidak seterang lampu jalan..
Melihat adanya permasalahn ketimpangan fasilitas pendidikan anak-anak daerah terpencil, khususnya desa lontar.
Maka, Senin 24 juli 2017, Bidang Pendidikan Crew merevolusi perpustakaan sekaligus mendirikan taman baca di Madrasah Al-Mu'min, sebuah gerakan buntuk menyalakan cahaya ilmu bagi anak-anak daerah terpencil yang masih berada dalam kegelapan pengetahuan. 

"Untuk kawan-kawan yang belum mengumpulkan bukunya, ditunggu sekarang. Karena Bidang Pendidikan hari ini akan membuat Taman Baca di Al-Mu'min." Eka Iswanda, salah satu anggota Bidang Pendidikan dalam briefing sebelum memulai Proker. -Lapangan, 24 Juli 2017

Program pembuatan Taman Baca rampung selama 4 hari. Dari mulai mengubah posisi perpustakaan, pembersihan lemari, merapihkan buku-buku, menghias ruang, sampai menata buku-buku serapih mungkin.


"Saya merasa bangga dengan kedatangan adek-adek mahasiswa UNSERA, terlebih bisa merapihkan perpustakaan yang tidak terurus sekaligus menyumbangkan buku-bukunya. Dengan adanya Taman Baca ini, semoga murid-murid lebih giat untuk membaca."
Pangkas Ustadz Pikan, dalam perbincangan di siang hari.


Terima kasih atas segala pihak yang telah berkorban, khususnya Bidang Pendidikan Crew atas segala raga yang telah direlakan, banyak waktu yang terbuang dan keringat yang telah dikucurkan. Alhamdulillah perpustakaan kecil ini lah yang insya allah menjadi gerbang awal bagi anak-anak di sekitar Desa Lontar, Tirtayasa, Kabupaten Serang agar mampu mengarungi luasnya dunia dengan ilmu pengetahuan. Terima kasih juga untuk kawan-kawan peserta Pengabdian yang sudah menyumbangkan buku pengetahuannya ke madrasah.

Inilah sebuah miniatur kecil, sangat kecil, dibandingkan dengan pengabdian yang sesungguhnya di masa yang akan datang. Sebuah persiapan bisa dibilang, karena pengabdian pun membutuhkan sebuah pengajaran agar memaksa kita untuk berkembang dalam pola pikir maupun tindakan. 




Semoga buku-buku yang kami berikan dapat bermanfaat. Mereka mempunyai semangat tinggi untuk membaca diantara keterbatasan yang ada. Merekalah anak-anak pelosok pesisir desa. Mungkin kita bisa melihat dunia melalui ilmu yang kita punya, tapi mereka tidak seberuntung itu. Mari wujudkan mereka untuk mewujudkan mimpi dengan adanya 'Taman Baca' yang kita realisasikan.
Karena "Mendidik bukan cuma tugas konstitusional negara, tapi tugas moral tiap orang terdidik." -Anis Baswedan-

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Dari Sosbud untuk Lingkungan Hidup

 

 

Literasi By : Khairul Anwar (31216223)
 
 
 Tidak di kota tidak di desa, membuang sampah sembarangan sepertinya telah menjadi kebiasaan buruk yang membudaya. Pemandangan orang membuang sampah ke sungai ternyata juga kami temukan di desa ini. Ketika kami tanya kenapa membuang sampah ke sungai, warga tersebut menjawab : “ Orepape aa lamun setitik, ngko geh sampahe ilang kegawe laut”,  yang artinya : Tidak apa-apa Aa kalau sekali-kali, nanti juga sampahnya sampai kelaut.
Seperti yang dikatakan Pak Pendi, Kaur Perhubungan Ds.Lontar; "Masyarakat masih sering buang sampah ditepi laut, efeknya laut yang tadinya luas menjadi sempit karena banyak sampah berserakat yang menumpuk."
 
Ya betul sekali sampahnya akan sampai ke laut, dan justru itu yang menjadi masalah untuk lingkungan. Laut adalah sumber kehidupan bagi banyak makhluk hidup termasuk manusia. Kami tidak ingin jika ekosistem laut terganggu karena banyaknya sampah. Kami tidak rela pantai dan laut Lontaryang sangat indah tercemar oleh sampah.
Selama di sana kami sangat berusaha mengubah paradigma berpikir masyarakat mengenai buang sampah ke sungai. Tim bidang kesehatan dan sosial budaya dan dibantu dengan bidang lain mengadakan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat hingga meminta kepada masyarakat untuk membuat tempat sampah. Kami sangat berharap tidak ada lagi sampah yang di buang ke sungai dan nantinya akan sampai ke laut. Karena Lautku adalah Hidupku

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Seorang Nenek Pedagang Gorengan di Al-Mu'min

Literasi By : Khairul Anwar (31216223)
 
Hari selasa, 25 Juli 2017, hari yang sangat cerah untuk memulai aktivitas penuh semangat dan keberkahan. Seperti biasa, aku dan kawan-kawan Bidang Pendidikan berangkat menuju madrasah Al-Mu'min untuk menjalankan program kerja pengajaran, sebuah rutinitas yang kami lakukan setiap hari kecuali Jum'at dan Minggu.
     Waktu telah memasuki siang hari, terik matahari begitu menyengat. Saya beserta tim Bidang Pendidikan akan mengajar di Madrasah al-mu'min yang dimulai dari jam 13.00 WIB s/d jam 16.00 WIB. Saat itu aku melihat seorang nenek didepan madrasah Al-mu'min yang sedang berjualan gorengan dengan memikul bak baju dipundaknya. Ia mulai menurunkan barang dagangannya dan mulai menjajakan dagangannya yang terdiri dari bakwan, risol, dan molen. Masing-masing dari sebiji dagangannya dijual seharga Rp 1.000

Keramaian terjadi dari murid-murid Al-mu'min yang memang sejak awal kedatanga mahasiswa Fakultas Ekonomi UNSERA sangat antusias. Anak-anak dengan riangnya bermain dilingkungan madrasah bahkan sampai ada yang lari-lari.
Tapi sang nenek pejual gorengan tersebut tetap berdiri setelah selesai menjajakan dagangannya. Beberapa menit kemudian, akhirnya si nenek itu duduk di samping ku tempat duduk yg tersedia didepan madrasah. Setelah dekat dengan sosok nenek itu, aku sungguh merasakan kelelahan yang ada pada dirinya. Kulitnya hitam legam terbakar matahari, matanya merah karena kekurangan tidur, rambut dan pakaiannnya lusuh tidak terurus, dan badannya sudah keriput yang seharusnya tidak berjualan seperti itu lagi. Sang nenek tersebut sungguh sangat kelelahan.
     Aku memulai dialog dengan dirinya. Ia adalah seorang nenek beranak lima dan mempunyai 8 cucu. Ia tinggal sendiri di Kampung Baru Desa Lontar dan menempati satu kamar kecil. Ia sudah 5 tahun berjualan seperti itu, dan tidak ada perubahan dalam keadaan ekonominya. Suatu hal yang sangat miris bahwa di negara ini masih banyak wong cilik yang berjalan di langkah yang sama atau malah semakin terperosok jauh dalam kemiskinan.
     Perbincangan masih terus berlanjut, karena memang jam pengajaran belum dimulai. Sekarang sudah memasuki sesi pendidikan. Ia mulai betanya apakah saya seorang mahasiswa, kuliah dimana, mengambil jurusan apa, dan intinya adalah berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pendidikan. Ia berkisah bahwa saat ini anak bungsunya masih kelas 11 atau kelas 2 SMA. Dalam benaknya, Ia menginginkan anaknya dapat menerima pendidikan sampai pendidikan tinggi dan tentu memiliki nasih yang lebih baik darinya. Ternyata pendidikan yang baik masih menjadi barang mahal di negeri ini. Mungkin saja nenek ini kurang mengetahui tentang biaya pendidikan murah bahkan gratis. Bagaimana pun kaum intelek merupakan kaum yang terpilih dan semoga kita dapat membayarnya dengan pengabdian yang penuh totalitas bagi bangsa dan negara

"Nek, saya mau masuk kedalam dulu, ya.." ucapku.
Dan saya pun membeli gorengan dagangan nenek tersebut untuk dimakan bersama kawan-kawan Bidang Pendidikan Crew.


Jam pengajaran sudah dimulai sekaligus mengakhiri percakapan bersama nenek tersebut. Sehat terus ya, nek. Semoga selalu dalam lindungan Allah Swt.

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Inginkan Terbang Melayang




Literasi By : Khairul Anwar (31216223)

 
Inginkan terbang melayang. Menembus batas awan dan angan. Lebih, sangat lebih tak peduli. Meski kita
bukan semester akhir, 'pengabdian' pun dijalani.

Mengenal agar kenal, mencintai agar cinta. Tak ambil pusing kata orang soal kepura-puraan, sok sokan tau atau dogma normatif semacamnya.

Setidaknya, sesederhana; Inginkan Terbang!

Yang kami nikmati tidak melulu soal bahagia, tapi perihal rintangan yang didalamnya. Kita harus bergandengan tangan untuk melewatinya.


Percayalah kawan,
Perahu akan selalu terombang-ambing, begitu pula dengan organisasi. Maka rangkul kawanmu untuk 'menemani' saat terombang ambing. Kawan yang tidak mengambil posisi didepan atau dibelakang, melainkan disamping dan berdampingan untuk Merangkak, Berjalan dan Berlari Bersama :)

Kita disini bukan tanpa perselisihan, karena hidup tak selamanya tentang kedamaian. Kita pernah berselisih, gesekan dan percikan di forum, beradu argumen, bahkan sampai ada tetesan air mata didalamnya.

Dan ketika angin berhembus dengan lembutnya, matahari tau bagaimana cara menerangi dunia. Ada saat ombak menghancur karang, tapi tidak untuk fauna dan sampahnya. Aku, kau, dan kalian adalah bagian dari perubahan sedikit langkah dalam setiap tahapan melalui 'Pengabdian KBM FE UNSERA 2017'. 
Perwujudan dari cinta kepada tanah air banyak bentuknya. Yang perlu kita lakukan hanyalah kaki yang mau melangkah, tangan yang mau menopang, pengetahuan yang mau diajarkan. Persetan dengan HUMAN, HIMAKSI, BEM, ketika semua bersatu untuk sebuah pengabdian atas dasar cinta KBM FE.


"Biar aku menikmati momen-momen ini sejenak. Melupakan momen ini merupakan celaka dari bagian hidup." Ujarku.

Jika suatu saat nanti, aku berharap kalian semua tak pernah lupa bahwa kita semua pernah berjuang bersama. Membawa kebermanfaatan bagi mereka di pelosok desa yang kurang beruntung disana. Tetaplah jadi penjejak yang baik dalam hidup, kawan :)


Sungguh takkan habis alasan, mengapa kalian adalah orang-orang terbaik yang pernah aku temui di kampus aquarium. Para pendengar setia dari setiap kisah, penikmat setiap momen, hingga sebuah pemikir ulung tempat semua perubahan akan bermula. Iya, mereka yang berbeda karakter akan selalu punya cerita. Entah kini ataupun kelak nanti, akan selalu ada setiap momen yang hadir dalam perjalanannya. Selalu punya tempat bagi kalian yang selalu 'berproses' dan 'berjuang'.


Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya
"Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Lebih Dari Keluarga."

#Catatan perjalanan PKM KBMFE. Dua Minggu Sejuta Kenangan


literasi By : Khairul Anwar (31216223)

 
Mengabdi kepada masyarakat berarti kita ikut masuk dalam dunia mereka, berbaur dengan mereka dan merasakan apa yang mereka rasakan. Kita akan melihat sesuatu dalam cara pandang rakyat, belajar untuk memahami cara memaknai banyak hal dengan segala keterbatasan.

"Kami sangat berterima kasih kepada adek-adek mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Serang Raya. Karena jauh-jauh dari kota ke pelosok desa hanya untuk mengabdi kepada masyarakat."  
Pak Pendi, dalam sambutan opening
ceremony Pengabdian KBM FE, 25 Juli 2017.

Tentu saja saya bukanlah orang yang bisa merangkai kata demi kata menjadi sebuah dentuman semangat, bukan pula pujangga yang bisa dengan mudah melantunkan bait bait kata yang meresap maknanya. Ya memang begitu, tapi setidaknya tanpa pun itu, saya bisa merasakan bercakap dan berkumpul dalam satu atap bersama 34 kawan seperjuangan, yang tergabung dengan Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya.

Oke beranjak pada Desa Lontar, desa yang kami abdi. Daerah ini terletak di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Desa ini nampak eksotis jika kita lihat sekilas karena memang letaknya di pesisir pantai.
Potensi desa ini sangat besar dengan kondisi geografis ditengah danau seharusnya bisa menjadi tempat wisata.


Desa Lontar merupakan sebuah desa yang terdapat disebuah pesisir pulau kecil. Dari segi perumahannya dan masyarakatnya. Berdasarkan pengamatan di desa sekitar, terlihat bahwa masyarakat Lontar adalah masyarakat yang sangat sederhana. Hal tersebut terlihat dari segi perumahan mereka dan pakaian mereka. Lontar memang sangat jauh dari peradaban kota, karena letaknya yang terpencil di ujung utara kota serang membuat Lontar kurang mengenal teknologi.
Selain itu, akses informasi ke desa Lontar sangat susah. Warga yang memiliki TV pun jumlahnya sedikit. Sehingga, mereka sangat sulit memenuhi kebutuhan mereka akan informasi dan berita terbaru.

Banyak permasalahan di desa ini;

1. Kesehatan

Hal menjadi fokus kami di kampung ini adalah 'penanganan kebersihan'. Dimana saat kami berkunjung ada suatu fenomena janggal, yaitu sampah yang berseraka, tetapi saat bertanya pada warga sekitar, mereka merasa sampah bukanlah suatu masalah. Dari hal tersebut saya pribadi menarik suatu interpretasi bahwa suatu hal yang kita anggap salah akan menjadi suatu hal yang biasa saat kita berinteraksi dengannya.

"Kami belum bisa mengatasi permasalahan sampah di desa ini, dimana masih banyak masyarakat yang buang sampah dilaut yg tidak seharusnya ditempatkan, efeknya laut yang tadinya luas menjadi sempit." Pak pendi (Kaur Perhubungan Ds.Lontar) dalam sambutan di kegiatan Sosialisasi kesehatan yg diadakan Bidang Kesehatan. Balai Desa, 30 Juli 2017

Imbasnya, anak-anak di Lontar terlihat tidak sehat dan bersih. Rata-rata kulit mereka hitam dan mereka tidak terbiasa untuk membersihkannya. Hal ini sedikit menggambarkan bahwa tingkat kesehatan dan kepedulian masyarakat Lontar terhadap kesehatan mereka masih rendah.
Dengan adanya permasalahan sampah yang berserakan, tim Bidang Kesehatan menjalankan program kerja;

  • Pembuatan bak sampah
  • Sosialisasi Kesehatan



Disini mindsit mayoritas masyarakat terbentuk, dari mulai hal yang sederhana bisa menyebabkan suatu pembiasaan kesalahan besar.
Bidang Kesehatan Crew:

  • Adha Dai (Koordinator)
  • Citra
  • Nopi Nurdiana
  • Delfi
  • Febi Kholidah
  • Faruq
  • Muhammad Yuda
  • Rahma

2. Pendidikan

Dari bidang Pendidikan, gerakan mengajar ini begitu sederhana, yakni meyakini bahwa setiap anak Indonesia adalah potensi bangsa dan berhak mendapatkan akses pendidikan. Bagi mahasiswa, luasnya Indonesia adalah tantangan dan laut yang mengelilinginya bukanlah pemisah antar pulau, melainkan penghubung. Jarak bukanlah hambatan, perbedaan pola hidup bukanlah kesulitan, namun memberi inspirasi adalah harapan. Tim pendidikan diberi kesempatan untuk berbagi ilmu di Madrasah Al-Mu'min. Usaha kami untuk terus mengimplementasikan ilmu di pelosok negeri untuk melihat senyuman anak Indonesia yang terus belajar meski dalam keterbatasan.

Pengajaran rutin senin s/d jumat di Madrasah
Pengajaran mengaji dan sharing ilmu keagamaan rutin setiap malam




Itulah kisah Bidang Pendidikan Crew, dimana kami harus mendedikasikan ilmu yang kami punya untuk warga desa terpencil. pendidik dalam asa (pendesa) yg berjuang memperbaiki pendidikan juga dengan asa. Cerita mereka menularkan semangat, semangat mereka adalah pengabdian. Inilah mahasiswa, sebuah optimisme bagi kegemilangan Indonesia.

Program Kerja Bidang Pendidikan

  • Pengajaran di Madrasah
  • Mengajar mengaji
  • Pembuatan kreasi celengan dari botol aqua
  • Lomba Cerdas Cermat

Bidang Pendidikan Crew:

  • Agi Dwi Putra (Koordinator)
  • Khairul Anwar
  • Wakiatunnisa
  • Khoiriyyatun Ni'mah
  • Eka Iswanda
  • Nurul Hidayah
  • Vivi Anggraini
  • Yulianingsih

 3. Ekonomi

Perlu diketahui, Lontar merupakan potensi penghasil rumput laut terbesar ketiga di Indonesia. Tapi masyarakatnya masih jauh dari kata 'sejahtera'.

"Berkat hasil pemikiran dan tindakan dari kawan-kawan KBM FE UNSERA khusunya bidang ekonomi pengabian KBM FE, yang mencoba menginovasikan hasil potensi Sumber Daya Alam di desa Lontar ini. Akhirnya dengan proses panjang, Rujak CIRULA (Cireng Rumput Laut) dihadirkan di desa ini." -ujar Nofi Astriani, dalam memaparkan proker yg ia jalankan di launching Rujak Cirula, 4 Agustus 2017.


Tujuan membuat produk dari rumput laut ini untuk meningkatkan rasa percaya diri pada masyarakat tentang manfaat rumput laut untuk dikelola sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Proker ini melibatkan ibu-ibu warga desa sekitar.



Program kerja Bidang Ekonomi:

  • Pembuatan produk Cireng dari Rumput Laut
  • Pemasaran produk
Bidang Ekonomi Crew:
  • Nofi Astriani (Koordinator)
  • Tanti Rusandi
  • Suci Intan
  • Riska Khaerunnisa
  • Marsiska Puji R

4. Sosial dan Budaya

Sebagai bidang yang berwenang dalam lingkup sosial dan budaya. Sebenarnya bidang ini sepaket dengan Bidang Kesehatan. Program kebersihan sangat penting untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat khususnya Lontar yang notabane Karang Tarunanya tidak begitu aktif mengenai kebersihan dan makna gotong royong.


Banyak lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuangan sampah sekaligus menyadarkan masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih.



Kang Syahrul, selaku koordinator bidang tidak ada kata 'lelah' begitu pun dengan anggotanya untuk terus bersosialisasi dan ikut andil dalam membantu lingkungan di desa Lontar.
Program kerja Bidang Sosial & Budaya:
  • Sosialisasi
  • Gotong Royong
  • Sanguan

Bidang Sosial & Budaya Crew:
  • Syahrul (koordinator)
  • Agit
  • Muzdalifa
  • Ernawati Sari
  • Yuli Buyur
  • Ziana
  • Aldi Haris Firdaus
  • Sri Rahayu
Itulah aktivitas program kerja Bidang Kesehatan, Bidang Pendidikan, Bidang Ekonomi, dan Bidang Sosial & Budaya.
14 hari sudah kawan-kawan menjalankan program kerja Pengabdian KBM FE. Semua bidang sudah menjalankan program kerja yang maksimal. Selayaknya mengabdi adalah bagaimana kita yang memiliki potensi idealis untuk bisa mengkomunikasikan keidealisan kita pada masyarakat. Semoga program-program yang kita jalankan bisa 'setidaknya sedikit' mengatasi problematika yang ada di desa lontar.

"Saya bukan melihat program kerja yang kalian jalankan, tapi sejauh mana kinerja kalian dalam menjalankan Pengabdian ini." Presma Muhron.

Pengabdian Kepada Masyarakat KBM FE UNSERA 2017 sudah berakhir, tapi euphoria-nya masih terasa sampai detik ini. Aku tidak menyangka akan sedalam ini kesan yang kami goreskan, aku dan kawan-kawan seperjuangan, khususnya di Desa Lontar.



Memang dua minggu berada dalam satu atap tidak mungkin tidak menyimpan banyak kenangan, tidak mungkin tidak tahu kebiasaan satu sama lain, tidak mungkin untuk tidak rindu, tidak mungkin untuk tidak saling sayang, bagiku.

Bersama mereka tak terasa sudah melewati empat belas hari yang sangat singkat ini. Canda, tawa, tangis, marah, sebal, senang hingga sedih pun sudah kita lalui bersama. 34 orang yang bernaung di Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNSERA dengan berbagai macam karakter dan sifat, mungkin ada yang menganggap hanya angin lalu saja, atau sekedar menuntaskan kewajiban pasca TOT, atau memang hanya fokus memberi perhatian pada saat PKM saja. Bagi ku tidak, setiap pertemuan mengajarkan sebuah pengalaman yang akan membuka mindset kita tentang berbagai hal, tergantung kita melihat itu dari sisi mana. Jangan pernah melupakan kebersamaan saat Pengabdian, bagaimanapun kita pernah menjadi bagian satu atap rumah kontrakan :’) selalu ada ruang hati akan memori-memori Pengabdian KBM FE . Semua itu akan menjadi kenangan yang tak kan terlupakan seumur hidup.
Kebersamaan, kerja keras, pengalaman, kepekaan kami rasakan disini. Ada yang berjuang menyusun program kerja, ada yang begadang menyiapkan seminar, ada yang sibuk dengan pengajaran, ada yang menyiapkan produk rumput laut, dan ada yang sibuk bersosialisasi. Ada yang berjiwa pekerja keras, ada yang jiwa penggerak, ada yang jago forum, ada yang memang hanya berjiwa pemikir, ada yang kreativitasnya diluar nalar, dan pastinya kita selalu mengingatkan dalam kebaikan. Sholat, mengaji, dll. Masya allah, Allah memberikan kesempatan bertemu kalian semua. Semua memiliki passion yang berbeda dan menyatu disini (KBM FE).
Bukan hanya teori yamg kita butuhkan dalam organisasi, namun praktik langsung yang akan menghasilkan pengalaman yang luar biasa.  Banyak sekali cerita yang teukir selama Pengabdian KBM FE ini. Rebutan antrian kamar mandi, makan bareng saling sikut khususnya cowok, rapat sampe tengah malem, melihat kamg Dai duduk sambil tidur bahkan ngigo, aice yang selalu diburu, melihat anak-anak bermain diperlantaran posko, bahkan menemukan McD Lontar, dan masih banyak moment lainnya. Saya nggak ngerti bagaimana caranya nyeritain ulang apa yang dialami selama Pengabdian ini. I'm not a good writer actually, gimana caranya biar suatu tulisan itu bernyawa sehingga membuat alur cerita mengalir. Yang pasti, semua kenangan di desa Lontar akan selalu ada didalam hati kita.

"Kalian adalah memori terindahku hingga saat ini. Ingin kuputar dan kuputar memori itu demi selalu mengingatnya.."

Terimakasih atas kerelaan menghibahkan pikiran, waktu dan materinya. Terimakasih atas canda tawa dan isak tangis yang barangkali suatu saat akan berbekas. Ya, terimakasih terimakasih terimakasih.

Tak lupa pula banyak berterima kasih untuk paniti PKM yang sudah menjalankan Pengabdian KBM FE yang saya kira sudah maksimal.

  • Ketua Pelaksana
1. Fauzi Fadilla
2. Tubagus Ilham
  • Sekertaris Pelaksana
1. Indra Bayu
2. Dede Farida
  • Bendahara Pelaksana
1. Nanda
2. Eriska Eryani

Perjuangan dan pengorbanan yg lebih dari teman-teman 'peserta', baik tenaga, waktu, pikiran, emosi, finansial, dll patut diapresiasi. Merekalah yang tanpa putus asa terus berjuang untuk suksesnya Pengabdian KBM FE ini.
Ucapkan terima kasih juga untuk para SC yang meskipun sedang menjalankan KKM tapi rela mengorbankan waktunya untuk menengok adek-adeknya, dan para senior terima kasih atas segala bentuk perlindungan,  perhatian dan motivasinya. Layaknya sebuah keluarga yang selalu memberi kehangatan.

Dan untuk para 'peserta' pejuang Pengabdian KBM FE. Saya bangga mempunyai keluarga seperti kalian. Buktikan, bahwa tetesan keringat yang mengucur takkan sia-sia, senyuman yang sumringah tak untuk diri semata. Buktikan bahwa apa yang telah kawan-kawan berikan adalah bentuk usaha, bahwa tak ada hal yang sia-sia dan tak ada alasan untuk menyia-nyiakan.

Percayalah, apa yang kawan-kawan jalankan ini bukanlah sesuatu yang fana, kita rasa sadar bahwa jalan ini bukanlah jalan untuk mencari manfaat pribadi, eksistensi, syarat untuk menjadi kepengurusan, atau segala kepentingan diri. Percayalah, bahwa kawan-kawan menjalankan Pengabdian Kepada Masyarakat selama 14 hari ini kita bisa menikmati bersama dengan tak terbebani. Karena ketika memilih ini, ketika diamanahkan ini bukanlah sebuah beban tetapi menjadi sebuah tanggungjawab yang memang harus dilaksankan.
Percayalah kawan-kawan Bidang Pendidikan, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial & Budaya, dan Bidang Kesehatan sudah menjalankan program kerja yang maksimal yang sudah bahu membahu serta terus menularkan energi positif dalam Pengabdian Kepada Masyarakat KBM FE UNSERA ini.

"Kami datang bukan untuk memberi secara materil, tapi sedikit membantu permasalahan yang ada di desa Lontar melalui ilmu yang didapat dibangku kuliah. Kami belajar peduli terhadap lingkungan sekitar. Banyak kenangan, banyak hikmah yang diambil adek-adek mahasiswa fakultas ekonomi UNSERA ini. Mudah-mudahan ini bukan akhir pertemuan kami di desa ini, semoga dilain waktu bisa berjumpa lagi. Kami berkomitmen untuk terus berkonstribusi."
Kang Muhron, presiden Mahasiswa UNSERA, dalam sambutan closing ceremony PKM. 4 Agustus 2017



Buktikan yang terbaik setelah usaha yang terbaik. Bukan soal membuktikan siapa tetapi soal seberapa besar manfaat yang ditebarkan atas setiap kinerja usaha kita. Sesuatu yang hebat tidak bisa dicapai tanpa semangat yang besar.


"Jadilah orang yang ketika ada, mereka membutuhkannya. Dan jadilah orang yang ketika tidak ada, mereka merasa kehilangan kalian."  
Begitu kata bapak ustadz Pikan.

Benar memang, yang menyenangkan itu ketika kita melakukan sesuatu yang bukan karena uang, jabatan, popularitas dan sejenisnya. Namun sesuatu yang memang benar-benar ingin kita lakukan tanpa harus ada paksaan.
Kebahagiaan ketika adik-adik desa Lontar berkata,
"Kak, jangan pulang.. aku sedih kalau kakak pulang."
"Kak, kapan kesini lagi? Kita belajar bareng, main bareng lagi. Jangan lupain kita ya, ka.."



Namun pada akhirnya, waktu yang memisahkan kita. Semoga bisa berjumpa dilain waktu ya, dek :)

Sekali lagi, terima kasih untuk 14 hari yang sangat bermakna dalam hidup. Lelah dan air mata yang telah menetes terbayar dengan kenangan indah yang akan dikenang selamanya, dibingkai oleh senyum dan tawa sampai generasi KBM FE selanjutnya..




"KITA TIDAK SEDARAH TAPI KITA LEBIH DARI KELUARGA."