Siang itu matahari terasa diujung
ubun-ubun, terik yang membuncah membuat hiasan fatamorgana diatas langit kampus
aquarium (read: unsera). Aku melangkah ke sebuah tempat secretariat
organisasi mahasiswa (ormawa), tepatnya di gedung B lantai 4.
Suasana yang konon tempat para
perkumpulan para aktivis ini sepi, hal ini dikarenakan tak ada orang yang
berkegiatan disini dikarenakan kondisi kampus sedang libur semester. Terlepas
dari kondisi kampus libur, memang suasana lantai secretariat ini tak selalu
ramai bahkan tidak sedikit ruang-ruang secretariat yang jarang dihuni, hanya
segelintir orang-orang saja yang terlihat di lantai secretariat ini.
Rasanya mubazir melihat ruangan-ruangan
sekretariat yang tersedia, namun hanya segelintir orang saja dari tiap ormawa
yang mengisinya. Fasilitas yang disediakan oleh pihak lembaga untuk
ruangan-ruangan ini pun tak juga memprihatinkan, bahkan Air Conditional (AC)
tersedia dimasing-masing ruangan. Namun apa daya, masih banyak ormawa yang
merasa kurang dengan secretariat yang sudah tersedia ini. Dengan fasilitas
secretariat ini, tetap saja banyak mahasiswa khususnya para ormawa yang memilih
untuk melakukan kegiatan seperti rapat dan keperluan acara organisasi diluar
ruangan secretariatnya. Tak jarang mereka lebih memilih melakukannya di kantin,
taman samping kantin, bahkan ada juga yang melakukan kegiatan keorganisasiannya
disamping tangga
darurat gedung A.
Namun tak semata-mata mereka secara
sengaja para ormawa jarang diisi
kesekretariatannya, mereka memiliki
alasannya tersendiri dengan jarang sekali berkegiatan di lantai secretariat
ini.
Apa Alasannya?
1. Tidak Strategis dan Sulit
Dijangkau
Banyak para ormawa yang mengeluh karena
tempat sekretariatnya yang tidak strategis dan sulit dijangkau. Tempat yang
berada di lantai 4 tak sedikit membuat para ormawa mengeluh dan merasa
kepayahan untuk menaiki anak tangga agar bisa menuju ruangan secretariat.
Memang benar adanya, yang terlihat
didalam gedung B ini tidak sama seperti gedung A, gedung B ini tidak didukung
dengan fasilitas elevator (lift). Hal inilah yang oleh para ormawa, mereka
harus merasakan bolak-balik menaiki dan menuruni anak tangga. Terlebih ketika
mengadakan acara, banyak dari mereka yang harus ‘berolahraga’ terlebih dahulu
untuk mengangkat barang-barang keperluan acaranya. Bisa dibayangkan sendiri
bagaimana repotnya.
2. Kapasitas yang Sempit
Sekretariat yang menjadi rumah kedua bagi
para organisatoris dan menjadi
penunjang dalam efektifitas pelaksanaan
kegiatan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa sebagai bagian dari proses
pendidikan yang termaktub dalam UU No 12 Tahun 2012 pasal 14 ayat 1.
Namun sangat disayangkan, kondisi
sekrteratiat ormawa yang terlalu berukuran kecil sehingga mengganggu dan
memperlambat kegiatan. Kapasitas yang sempit hanya bisa menampung sekitar 15
orang sedangkan jumlah orang dari masing-masing ormawa jauh melebihi kapasitas
secretariat, sehingga ketika rapat tidak bisa menampung. Tak jarang ormawa
menggunakan koridor luar ruangan sebagai penggantinya, namun hal ini justru
mengganggu ormawa lainnya yang akan melintas.
3. Jam Operasional Dibatasi
Pemberlakuan jam malam di Universitas
Serang Raya merasa kurang puas dan dibatasi dalam berkegiatan oleh kalangan
ormawa. Dengan procedural kampus yang hanya mengizinkan jam penggunaan
secretariat disamakan dengan jam operasional kampus. Secretariat dibatasi dan
disterilkan sampai pukul 21.00 WIB, dan ditutup ketika hari Minggu.
Hal ini pernah menjadi tuntutan yang
dibawa Ormawa ketika audiensi dengan pihak lembaga yang menginginkan agar
secretariat digunakan selama 24 jam. Namun sudah menjadi pertimbangan lembaga
yang tidak memberlakukan secret 24 jam, karena ada beberapa factor diantaranya
mencegah penyalahgunaan dan menertibkan keamanan. Win-win-solution Nya
adalah harus membangun secretariat diluar gedung, selain mudah dijangkau
kegiatannya tidak dibatasi. Semoga bisa terwujud meski dalam jangka waktu lama
demi efektivitas kegiatan kemahasiswaan untuk generasi kedepannya.
Ditulis oleh : Khairul Anwar
No comments:
Post a Comment