
Dunia dibuat geger, ribuan manusia meninggal
dunia dalam hitungan hari, segala upayakan dilakukan, seluruh Negara bahu
membahu, dalam memberantas penyebaran Covid-19, dunia memberlakukan Social
Distancing, dengan tujuan memotong penyebaran Virus Corona, membatasi
interaksi sosial kita turut mengurangi penyebaran Covid-19.
Social Distancing turut diterapkan
di dunia pendidikan, guna menghindari segala bentuk kemungkinan buruk, dengan
membatasi interaksi per individu kita telah membantu mengurangi resiko
penularan Covid-19. Kampus contohnya,
diliburkan kemudian menerapkan proses kuliah online hal ini adalah solusi
terbaik untuk mewujudkan upaya pencegahan, namun apakah semua mahasiswa bisa
mengakses? Dan nyaman dengan kuliah online?
Sejak
terbitnya surat edaran Rektor Universitas Serang Raya (Unsera) terkait upaya
mencegah penyebaran infeksi Covid-19 di lingkungan kampus dan menghimbau agar
berjalannya kuliah dengan dilaksanakan cara online (Daring) dan kemaren kembali
digemparkan dengan surat edaran yang dikeluarkan oleh Rektor tentang
perpanjangan sistem perkuliahan online menemui keluhan dari beberapa pihak.
Mahasiswa
Unsera tak sedikit mengeluh atas banyaknya tugas kuliah yang diberikan selama
diterapkannya sistem kuliah daring atau online. Kuliah daring yang sejatinya
dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Corona
Virus Diasease atau COVID 19, namun dinilai malah menekan psikis
mereka dengan beban tugas yang padat.
Salah
satunya seperti yang dikeluhkan Veni Silfiana, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Dirinya mengatakan memang upaya untuk mencegah pandemi virus corona
dengan cara menerapkan kuliah daring merupakan solusi yang tepat. Akan tetapi
menurutnya kuliah daring malah membuat psikis mahasiswa terganggu dengan beban
tugas yang hampir tidak ada waktu untuk istirahat.
"Kuliah online memang bagus saat seperti
ini, tapi menjadi masalah ketika fasilitas pendukung tidak ada, tugas yang
diberikan terlalu banyak bahkan jam kuliah online tidak sesuai jam mata kuliah,
belum lagi ada beberapa teman yang kuwalahan dengan kuliah online," tegasnya.
Selain dari
banyaknya beban kuliah, mahasiswa Unsera juga tak sedikit yang kecewa dengan
prosedur kuliah online yang diterapkan kampus. Pasalnya jam kuliah yang tidak
sesuai, apalagi para mahasiswa tidak memiliki peralatan pendukung yang memadai.
Dikatakannya,
adapun sistem pendukung yang tidak memadai tersebut, seperti masih ada
mahasiswa yang belum memiliki smartphone, jaringan internet yang lelet,
komputer atau laptop, dan membuat komunikasi saat diskusi kurang efektif,
sehingga menambah kebingungan bagi mereka atas beban tugas yang diberikan. Parahnya lagi, dari tugas yang diberikan oleh
dosen, jadwal untuk mengumpulkan tugas yang sangat singkat selama diterapkan
sistem kuliah online tersebut.
Menanggapi
polemik kuliah daring yang diberlakukan di Unsera, salah satu mahasiswa
manajemen yang sekaligus seorang aktivis, Ega Setiyawan, ia meminta agar
akademik memberikan kebijakan yang sesuai, seperti mengembalikan sebagian uang
UKT mahasiswa atau menyediakan layanan paket internet mahasiswa untuk akses
perkuliahan, dan memberikan keringanan kepada mahasiswa yang tidak memiliki
fasilitas elektronik serta mahasiswa yang daerahnya tidak terjangkau internet
diberikan dispensasi dalam mengikuti kuliah secara daring sebagai pengganti
fasilitias yang ada di kampus.
"Ya jadi itu solosi yang kami tawarkan
untuk kampus, karena tidak mungkin kami menolak kuliah online, karena itu merupakan
salah satu cara supaya tidak tertinggal materi kuliah dan kami berharap untuk
dipertimbangkan", ujarnya
Ditinjau
dari pespektif mahasiswa tingkat akhir. Sama halnya dengan Piki Andrean,
mahasiswa prodi Manajemen semester 8, ia mengaku merasa kesulitan jika ingin
berkomunikasi dengan dosen terlebih dia sebagai mahasiswa tingkat akhir
"Agak susah juga sih karena kalau mau
bimbingan kan jumpa tidak langsung jadi seperti tidak puas saja,” jelasnya.
Selain itu,
banyak dibeberapa sosial media curhat mahasiswa Unsera perihal kuliah online
yang diberlakukan sehingga dinilai membebani mahasiswa dengan deadline tugas
yang menumpuk dan lain sebagainya. Terkhusus mahasiswa tingkat akhir, saat
kuliah daring diperpanjang hingga 11 Mei, pengambilan data skripsi tertunda,
wisuda diundur, KKN Reguler 2 yang kemungkinan diundur dan sebagainya. (Red/Anwar)
No comments:
Post a Comment